Sabtu

Ketika China Menguasai Dunia

JUDUL:Ketika China Menguasai Dunia
PUBLISHER:Kompas
WRITER:Martin Jacques
CONTENT:Sumber tulisan: http://catatanpujangga.blogdetik.com

Sebelum menerbitkan postingan ini saya masih berfikir cocoknya di beri judul “ China Menguasai Dunia “ atau “ China Menggeser Amerika Serikat “. Secara perekonomian mungkin kita tahu bahwa Amerika Serikatlah yang menguasai perekonomian dunia saat ini, bila mana China mampu menggeser Amerika Serikat di bidang perekonomian, maka istilah “ China Menguasai Dunia “ tidaklah terlalu berlebihan, atau bahkan untuk judul postingan ini. Seandainya saja saya memberikan judul “ China Menggeser Amerika Serikat “, maka yang terjadi adalah perbandingan dari kedua negara tersebut, sementara saya sendiri belum pernah ke Amerika ataupun tinggal bersama bule bule Amerika. Lantas bagaimana saya bisa membeberkan lebih jelas mengenai Amerika.

Sebenarnya apa yang istimewa dengan bangsa China?. Bangsa China adalah bangsa yang memiliki fleksibilitas tinggi, dinamis, mudah dan mau berubah dan mampu ( cepat ) beradaptasi dengan lingkungan manapun mereka tinggal. Pernahkah kita menyadari di kota mana kaki kita berpijak, di negara mana kita berada, saya yakin di situ ada bangsa chinanya, dan di mana mereka tinggal di situ mereka menduduki posisi posisi yang kuat dalam lingkungan tersebut. Bahkan hampir semua tempat strategis, terutama yang berkaitan erat dengan usaha bisnis, telah mereka miliki. Sangat berbeda dengan pribumi pribumi di sekitar tempat saya tinggal, mereka lebih suka “nggolek susuk” ( mencari uang kembalian ). Menjual lahan yang strategis dengan harga tinggi kemudian membelikannya tempat yang terletak di pedalaman yang kurang strategis dengan harga murah dan mengharapkan sisa uang kembalian dari hasil penjualan lahan strategis tadi. Lalu bagaimana dengan bangsa china ? mereka memanfaatkan kesempatan yang seperti ini. Mereka yakin dengan memiliki tempat strategis, membuka usaha apapun akan laku, tidak hari ini lain kalipun jadi.

Kalau dari segi pemasaran barang, saya mengatakan merekalah “ rajanya “. Pernah tidak kita menyadari hampir semua pertokoan telah di penuhi barang buatan china ( Made In China ). Barang dengan label made in china sepertinya telah menguasai pasar di seluruh kawasan dunia. Barang label made in china ini mungkin terkenal murah dan berkualitas rendah, dan banyak masyarakat beranggapan “ barang china tak bermutu “ atau “ ah,… buatan china “, namun secara fakta permintaan konsumen terhadap barang label made in china ini tetap tinggi. Bahkan kalau kita terjun dalam pasar secara langsung, untuk mencari barang seperti nike, adidas, puma exr, dan lain sebagainya maka yang di temukan adalah barang made in china, tidak kalah juga barang elektronik ( sony, JVC, Samsung, Canon ), sampai uniknya saya sering menemukan di negeri sendiripun masih ada label made in china, sebagai contoh Samsung, LG, Toshiba yang merupakan produk produk korea dan di jual di korea, masih juga di temukan buatan china di negara korea sendiri. Bahkan untuk batik pekalongan pun bersaing dengan batik cetak buatan china. Namun untuk sementara makanan makanan seperti kue bakwan, gethok, sego kucing belum berlabelkan made in china, tapi bukan berarti tidak mungkin.

Mengenai pemasaran,bangsa china mengerti benar golongan menengah ke bawah lebih dominan ketimbang menengah ke atas. Golongan menengah ke bawah ini sebelum membeli suatu barang, yang di lihat pertama adalah jumlah dana yang ada, baru di sesuaikan dengan barang yang inginkan. Dari sinilah mereka lebih mengkonsentrasikan barang dengan harga murah yang tentunya kualitas pas pasan, dan dengan menyampingkan anggapan anggapan kurang sedap yang menurut mereka hanya sebagai bumbu usaha bisnis.

Dalam menjalankan perekonomian, bangsa china tidak meninggalkan budaya ekonomi yang mapan dan sudah di pegang beribu ribu tahun bahkan berabad abad tahun silam. Mereka memegang erat hubungan kekeluargaan, persahabatan sehingga sangatlah tidak heran bila yang terjadi dalam usaha bisnis bangsa ini merupakan persekutuan besar atau istilahnya kongsi dagang. Mungkin kita pernah melihat dalam tayangan televisi, pada budaya china kuno untuk membuat suatu ikatan persahabatan, mereka meneteskan sedikit darah mereka pada sebuah mangkok yang kemudian mencampurnya dengan minuman yang kemudian di minum oleh mereka yang terikat dalam hubungan persahabatan tersebut. Di zaman sekarang ini ada sedikit perbedaan, seperti yang pernah saya lakukan dengan sahabat sahabat saya bangsa china. Kami meminum segelas minuman secara bersamaan dengan menempelkan mulut kami pada bibir gelas. Tentu saja tidak semua minuman masuk ke dalam mulut kami, bahkan separuhnya tumpah dan membasahi kami, namun arti dari minuman yang tumpah itulah yamg merupakan resiko persahabatan yang harus di tanggung bersama dalam sebuah ikatan persahabatan.

Bangsa china adalah bangsa yang suka merantau, banyak dari mereka yang mengawali kesuksesannya dari merantau. Mereka suka tantangan, kesulitan dan rintangan. Kekuatan dan tali yang mengikat mereka adalah tali kerjasama dan solidaritas yang tinggi antar pelaku usaha bisnis bangsa china. Bangsa mereka juga di kenal dengan sebutan negeri pohon bambu yang berarti kerukunan keluarga yang kuat. Mereka akan saling membantu kalau saudara atau sahabatnya mengalami kesulitan dan di lakukannya sampai tuntas masalah tersebut. Mereka suka membentuk simbiosisi mutualisme, tetapi bagi pelaku usaha bisnis lain jangan harap, mereka adalah “haus darah”.

Belakangan ini saya membaca Tempo, Stephen roach selaku direktur Margon Stanley Asia memprediksi china bakal menghadapi perlambatan ekonomi pada pertengahan tahun depan lantaran model pertumbuhan ekonomi Negara itu di nilai tidak kokoh, “ model pertumbuhan ekonomi china lebih banyak mengenai penawaran ketimbang permintaan, ini bukan model yang kokoh bagi Negara manapun” .Namun menurut saya pribadi, bila mana harus terjadi perlambatan ekonomi pada pertengahan tahun depan, itupun hanyalah bersifat sekejap dan mudah di atasi oleh china itu sendiri dengan bercermin pada pengalaman yang sudah sudah. Mungkin juga yang di prediksikan Stephen Roach itu berdasarkan pengamatan ekonomi, bukan berdasarkan penelitian lebih lanjut yang di lakukan secara lansung di lokasi lapangan. Seperti pada krisis global yang lalu, china bisa mengatasi dengan mudah bahkan pertumbuhan ekonominya pada saat itu masih tumbuh 7%. Pertumbuhan ekonomi china sejak reformasi rata rata di atas 10% membuat perekonomian china terbesar ketiga setelah Amerika serikat dan Jepang dengan produk domestik bruto sekitar 4,3 triliun dollar.

Pernyataan “ China Menguasai Dunia“ semakin tegas ketika saya membaca sinopsis buku “  Rahasia Sukses Ekonomi China “ yang di tulis James Kynge. Di sini di catatkan beberapa point penting yang menunjukkan China mulai menggeser Amerika serikat dan menguasai perekonomian dunia. Point point tersebut di antaranya adalah :

1. China menaikkan anggaran militernya, di perkirakan setidaknya 6 kali lipat dari anggaran tahun 1991 – 2004.

2. China telah menggeser Amerika Serikat sebagai eksportir terbesar ke dua, dan di prediksikan pada tahun 2010 akan merebut tempat pertama dari Jerman.

3. Pada tahun 2006, China memiliki surplus simpanan bank terbesar di dunia, hampir $ 180 miliar.

4. 57% perusahaan di kawasan Asia Pasifik percaya bahwa 10 taun lagi, China akan menjadi pasar konsumer terbesar di dunia menggeser Amerika Serikat.

5. Cadangan devisa China adalah yang terbesar di dunia, mencapa $ 1 triliun lebih

6. Pada tahun 2006, China merupakan ekonomi terbesar ke dua setelah Amerika Serikat, dan di perkirakan pada tahun 2050 akan menjadi no 1 di dunia.

Saya sendiri sebelum menginjakkan kaki di tanah bangsa China, sering penasaran dengan adanya sebuah dalil dari agama Islam yang isinya kurang lebih “ tuntutlah ilmu meskipun di negeri China tempatnya “. Saya bertanya tanya kenapa harus China, bukan yang lainnya. Ternyata setelah melihat dengan mata kepala secara langsung, yang terjadi benar benar tak terduga dan menakjubkan, banyak hal hal yang luput dari perhatian dunia. Sampai saya sendiri sangat mendukung istilah “kalau ingin belajar ekonomi maka belajarlah dari mereka bangsa China”. Ada beberapa hal yang masih saya ingat sampai sekarang yang telah di sampaikan sahabat saya Lin Shyh Tzong,

1. Jangan pernah takut untuk bermimpi, pernahkah kita menyadari bahwa apa yang telah kita lakukan sekarang ini, sebagian besarnya adalah bagian dari mimpi kita yang lalu. Kamu harus bisa membedakan antara cita cita dengan mimpi.

2. Perjalanan kehidupan, sebagian besar masalah dan kendalanya adalah  di bidang ekonomi, maka kamu harus bisa mengantisipasinya. Jangan terpaku pada satu penghasilan, paling tidak 2 mata pencaharian. Karena bila mana yang satu mengalami kendala, kita masih bisa berpegang pada yang lainnya, begitu pula sebaliknya. Dan penghasilan pokok tidak harus lebih besar dari pada penghasilan sampingan, bilamana penghasilan sampingan melebihi penghasilan pokok, maka jangan pernah melupakan penghasilan pokok.

3. Nasib di tentukan setelah kita melakukan suatu usaha, bukan sebelumnya. Kamu harus bisa membedakan antara takdir dengan nasib.

Sebenarnya masih banyak hal yang telah di sampaikan sahabat sahabat dan masih banyak pula yang harus di pelajari dari bangsa China ini, hanya saja kalau di jabarkan di atas kertas maka satu bukupun tidaklah cukup untuk menuliskan keistimewaan keistimewaan dari mereka bangsa China. Dan saya pribadi sangat berterima kasih kepada mereka, mereka telah mengajarkan banyak hal yang benar benar tidak ternilai bagi saya. Saya sendiri mengerti dan mengenal dunia pasar modal pun dari mereka, bahkan iseng iseng menekuni multi level marketing pun juga atas saran mereka, dan saya masih ingin lebih banyak belajar lagi dari mereka. ( jauh sebelumnya perekonomian china di bawah perekonomian Indonesia, bagaimana dengan sekarang).*

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Tadzkurrahman | El-Ngawi |