Minggu

Akibat/Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Penyalahgunaan Narkoba Pada Kehidupan & Kesehatan Manusia

Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.
A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.
B. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
1. Gangguan pada jantung
2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.

Sabtu

Eksekutif Muda dan Kendesoan di Senayan

Saya seumur hidup baru sekali yang namanya ke Plaza Senayan, ya kemaren lusa untuk pertama kalinya itu. Kalo lihat yang pergi ke daerah Senayan, ini untuk yang ketiga kalinya, yang pertama dan kedua saya nonton bola di Gelora Bung Karno. Tapi, kenapa kok saya bisa-bisanya kabur ke Jakarta pada hari kuliah ini?Udah berasa jago Elka ama Sinsis?Bwehehehe..Iya..:p..Ndak ding, saya ini kebetulan ada keperluan di kantor Oracle Indonesia yang bertempat daerah Senayan, Jakarta, tepatnya di Gedung Sentral Senayan 1 Lantai 9 yang berdekatan dengan Plaza Senayan, makanya itu saya jalan-jalan dulu ke sana..:p
Di sana saya melihat banyak eksekutif muda yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Jujur saja, saya sangat jarang melihat langsung orang-orang seperti itu di Indonesia. Yah, you knowlah, mana ada anak UNB (tempatku kuliah) yang berdandan kek gitu. Ga ancur-ancuran dan mandi aja udah syukur (pengalaman pribadi :p ). Dan saya sering bertemu dengan orang yang berpendapat bahwa mahasiswa UNB itu jarang mandi, sungguh nista, apakah tidak melihat orang ganteng seperti saya disana? :p
Oke, back to laptop,eh,topic. Saya jujur aja kagum melihat mereka, secara mereka udah kerja selama hampir setengah hari (ini jam 12), tapi masih tetap ganteng aja mereka. Maknyus..Saya yang dulu sama sekali meremehkan pekerjaan sebagai eksekutif muda yang saya anggap sangat membosankan, buat apa duduk di belakang meja dan ngetik-ngetik doang. Tapi setelah melihat itu, saya menjadi tertarik. Sejelek apapun mereka, pasti tetep aja ganteng kalo gitu, bwehehehehe..
Yang saya lihat itu kira-kira modelnya sama semua. Pertama dari kepala, rapih-rapih rambutnya dan kalo yang punya kumis, pasti rapi bener, kek saya ini..:p.. Kacamatanya juga kelihatan mahal-mahal, hanya keliatannya aja sih, entah kalo belinya di Tanah Abang :p..Turun ke pakaian, pake kemeja bersih banget mereka dan almost tangan panjang, hampir mirip dengan saya yang sama sekali tidak punya kemeja, bahkan untuk praktikum pun harus minjem, hehe..Dasi dan pin dasi juga ga ketinggalan. Bajunya dimasukin ke celana panjang kain yang bersih dan rapih juga. Sepatu resmi aka pantopel kalo kata orang jawa juga ga ketinggalan.
Yah kira-kira itulah cerminan eksekutif muda Indonesia dan dunia pun juga ga jauh beda sama itu. Sangat menarik dan enak untuk dilihat. Akankah saya juga bisa seperti itu? Insya Allah, penampilan saya hari ini sudah cukup mirip (kalo dilihat dari pegunungan hongkong bagian utara). Pake kemeja,ngeri ga situ,tapi tangan pendek..:p dan yang paling hebat adalah celana jeans plus sepatu yang hanya semi resmi. :p
Beberapa kejadian katro dalam kepergian saya kali ini. Tadi mau masuk Plaza Senayan malah bingung, takutnya kalo itu pintu keluar kan keliatan katro bener. Akhirnya saya nunggu ada orang masuk dulu baru saya ngikutin di belakangnya, beuh,tau2 disetop satpam, udah kaget, ternyata mau diperiksa tasnya. :p ..Trus waktu mau keluar juga sama,takutnya salah pintu,akhirnya nunggu orang lain keluar dulu..:p.. Setelah liat orang-orang pada rapi bajunya dimasukin, saya akhirnya mlipir-mlipir masuk ke toilet buat masukin kemeja, hehehehe. Trus waktu masuk ke Sentral Senayan 1, saya asal aja naik lift, mau ke lantai 9. Eh, ga ada tombolnya ke lantai 9, adanya lantai 11,12,13,14 dll. Panik sudah, akhirnya ke lantai 11 dan turun lagi. Ternyata liftnya ada dua jenis. Buat ke lantai 3-11 dan 11-24 (kalo ga salah), hahaha. Katro benerlah pokoknya.
Tapi diluar itu semua, saya, Sigit dan Fajar (kenalan baru di sana) ditraktir makan enak di Court Yard, Plaza Senayan sama pak Robert Kayatoe Makanannya secara overall nilainya 8. Chicken Crispy-nya enak, Brokoli yang dimasak apa itu juga enak banget,sueger, apalagi kata pak Robert itu “bagus” buat laki-laki,jadi dah semangat makannya..:p..*maap rada bambang tanpa foto,maklum tau sendiri Hpku canggihnya kek apa..:p

Jumat

Berkhidmat Penuh kepada Penjajah Inggris

Siap membantu penjajah Inggris hingga di luar negeri. Beberapa tokoh Ahmadiyah pun tewas saat ikut melawan pemerintahan Afghanistan.
Akhirnya, umat Islam Pakistan memutuskan melakukan gerakan masal menuntut pemerintah agar Ahmadiyah dikeluarkan dari Islam. Keputusan ini diambil setelah pemerintah tidak merespon permintaan 33 wakil ulama yang menginginkan hal yang sama pada tahun 1953 di Karachi. Gerakan itu sendiri amat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Pakistan.
Karena desakan yang kuat dari umat Islam dan ulama, mereka berhasil menekan pemerintah untuk memasukkan Ahmadiyah sebagai non-Muslim. Bahkan Menteri Luar Negeri Pakistan yang saat itu, Dzafarullah Khan, yang juga penganut Ahmadiyah akhirnya juga lengser dari jabatannya.
Sebelumnya, para penganut Ahmadiyah menduduki posisi penting seperti di kementerian luar negeri, militer dan kepolisian. Bahkan di Rabwah yang terletak di propinsi Punjab, mereka melakukan “penjajahan” dimana wilayah itu dikuasai penuh oleh mereka, tidak ada pegawainya kecuali sebagai penganut Ahmadiyah. Manurut Abu Hasan Ali An Nadawi, wilayah tersebut mirip dengan Israel, yang menduduki Palestina.
Sebenarnya, jauh-jauh hari sebelum Pakistan terpisah dari India pada tahun 1947, pengadilan Bahawalpur pada tahun 1930, telah mengeluarkan keputusan mengenai kekufuran Ahmadiyah dan pelarangan menikah antar umat Islam dengan sekte ini. Keputusan tersebut diambil setelah melalui perdebatan panjang selama dua tahun, yang diikuti oleh para tokoh Ahmadiyah dan para ulama Ahlu Sunnah.
Buatan Inggris
Gerakan Ahmadiyah sendiri mulai muncul akhir abad 19 di India setelah Inggris berhasil menguasai negeri tersebut. Ada hubungan timbal balik antara kelompok ini dengan Inggris. Bahkan membantu penjajah ini, merupakan aqidah dan misi utama dari sekte ini.
Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah menulis, ”Aku telah menghabiskan sebagian besar umurku untuk mendukung pemerintah Inggris dan membelanya. Dan aku telah menulis untuk melarang jihad dan mewajibkan taat kepada ulil amri Inggris, baik dalam buku, pengumuman, pamflet yang mana kalau itu semua dikumpulkan akan memenuhi 50 peti. Aku telah menyebarkan buku ini semua ke beberapa negara Arab, Mesir, Syam dan Turki. Saat itu sasaran yang selalu ingin kucapai adalah menjadikan umat Islam rela akan pemerintahan ini…”
Di kitab lainnya, di akhir bukunya yang berjudul Syahadah Al-Qur`an, Mirza menyatakan, ”Sesungguhnya aqidahku yang aku ulang-ulangi terus yakni, ‘sesungguhnya Islam ada dua bagian. Bagian pertama adalah taat kepada Allah dan bagian kedua adalah taat kepada pemerintah yang menebarkan keamanan dan menjadikan kita terlindung dari orang-orang zalim, pemerintahan itu adalah pemerintahan Inggris.”
Demikianlah pernyataan Mirza sendiri, bahwa gerakan Ahmadiyah memang untuk mendukung Inggris. Lantas, apakah benar Ahmadiyah merupakan bentukan Inggris?
Surat Mirza yang ditujukan kepada perwakilan Inggris pada 24 Februari 1898 akan menjawabnya. Dalam surat itu, Mirza yang dianggap nabi oleh pengikut Ahmadiyah menyatakan, ”Dan yang diharapkan dari pemerintah agar memperlakukan keluarga ini (Ahmadiyah), yang merupakan hasil “tanaman” Inggris sendiri dan hasil dari mereka sendiri, dengan serius, hati-hati, penuh ketelitian dan penjagaan. Dan hendaknya pemerintah memberi nasihat kepada para pejabatnya untuk memperlakukan saya dan pengikut saya dengan perlakuan khusus serta perlindungan yang maksimal.” (Tabligh Ar Risalat, 7/19-25)
Bahkan tokoh-tokoh Ahmadiyah bergabung menjadi mata-mata Inggris, hingga di luar negeri sekalipun. Beberapa tokoh Ahmadiyah, seperti Abdul Lathif membantu Inggris di Afghanistan dengan menentang perlawanan rakyat terhadap penjajah itu. Demikian juga tokoh Ahmadiyah lainnya, Mulla Abdul Halim dan Mulla Nur Ali yang merancang pemberontakan terhadap pemerintah Afghanistan tahun 1925, semua tokoh tersebut berhasil dibunuh. Koran Al-Fadhl milik Ahmadiyah yang terbit 3 Maret 1925, menyebutkan peristiwa itu dengan penuh rasa bangga. *Thoriq/Suara Hidayatullah MARET 2011

Runtuhnya Teori Otak Tengah?

Cukup beralasan jika buku berjudul Dahsyatnya Otak Tengah tulisan Hartono Sangkanparan dibilang best seller, alias buku laris. Pasalnya, buku tentang otak yang ditulis oleh sarjana ilmu informatika ini telah dicetak berulang kali.
Kurang dari setahun, dari Februari 2010 hingga November 2010, buku ini telah dicetak sebanyak 14 kali. Konon cetakan kedua buku ini dibuat beberapa hari setelah cetakan pertamanya dipasarkan.
Hartono menulis, buku ini disusun sebagai referensi aktivasi otak tengah (AOT). Katanya, saat buku itu ditulis, informasi tentang AOT masih sangat minim.
Tak heran bila David Ting, trainer GMC Internasional yang disebut sebagai bapak AOT di Indonesia, mengaku menemukan banyak informasi yang berguna dan sangat praktis tentang AOT di dalam buku tersebut.
“Ini adalah sebuah buku yang sangat bagus!” tulis David dalam kata pengantar buku yang ditulis oleh pemegang lisensi master waralaba GMC Australia ini. Cukup aneh memang. Seorang trainer senior dari negeri asal pelatihan AOT malah belajar dari buku yang ditulis oleh muridnya sendiri.
Meski mengatakan sebagian besar informasi di bukunya berasal dari literatur kedokteran (Hartono: 2010 hal. ix), tapi tidak satupun buku standar kedokteran apalagi soal otak, yang dicantumkan penulis pada daftar pustaka. Berikut lima buku yang menjadi rujukan sang penulis:
• Anonim, Buku Panduan Pengaktifan Otak Tengah, Genius Mind Consultancy Indonesia
• Faber, Adele dan Elaine Mazlish, How to Talk so Kids will Listen & Listen so Kids will Talk, Avon Books, 1980
• Gardner, Howard, Kecerdasan Majemuk, Jakarta: Interaksa, 2003
• Kiyosaki, Robert T. dan Sharon L. Cechter CPA, Rich Kid Smart Kid, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
• Shichida, Makoto, Ed., The Mystery of The Right Brain, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003
Di dalam buku itu, Hartono menulis, otak tengah berfungsi sebagai penghubung dan penyeimbang otak kiri dan otak kanan. “Otak tengah merupakan super controller yang dapat mengatur keseimbangan otak kanan dan otak kiri. Sayangnya, otak tengah kebanyakan orang dalam keadaan tidur (hal. 9).”
Selain menjelaskan fungsi otak tengah, buku tersebut juga menyebut macam-macam manfaat dari pengaktifan otak tengah. Di antaranya, “otak tengah yang sudah aktif akan merangsang kemampuan kecerdasan lain yang kurang dominan (hal. 50)”.
“Setelah otak tengah aktif, seorang anak dapat melihat dengan sentuhan yang sering disebut dengan skin vision. Beberapa orang bisa bahkan mampu melihat menggunakan telinga. Ada pula yang lebih bisa melihat dengan penciumanya (hal. 59).”
Sanggahan Para Ahli Karena mengklaim isi bukunya didukung dengan landasan dan bukti-bukti ilmiah, para ahli syaraf pun angkat bicara. Celakanya, tidak ada satu ahli syaraf, neurologist, yang membenarkan isi buku tersebut.
Selain dr. Adre Mayza dari Pusat Inteligensi Kemenkes RI, bantahan juga datang dari dr. Arman Yurisaldi, M.S., SpS. Arman bahkan sudah menulis buku berjudul Mengungkap Misteri Otak Tengah yang memberikan informasi detil teori-teori ilmiah tentang kedokteran syaraf modern yang sangat bertentangan dengan teori AOT.
Buku lainnya yang menyanggah AOT berjudul Membongkar Aktivasi Otak Tengah, Penemuan Terbesar di Dunia atau Penipuan Terbesar di Indonesia?, yang ditulis dengan gaya popular oleh Arif Virkill Yulian.
Kepada Suara Hidayatullah, dr. Arman mengatakan, buku GMC tentang AOT sudah keliru sejak mula menjelaskan tentang otak tengah itu sendiri. “Dari teori anatominya saja sudah bermasalah,” kata Arman.
Arman menjelaskan, otak tengah bukan penghubung otak kiri dan kanan, namun penghubung otak besar (otak depan/forebrain) dengan otak kecil (hind brain). Arman mengatakan, berdasarkan literatur ilmiah sistem AOT tidak menjelaskan dengan detil pengertian otak tengah.
Kata Arman, fungsi-fungsi kecerdasan otak berpusat pada otak besar dibantu otak kecil (dikenal dengan nama jaras kortiko-serebelar), dan otak tengah bukan pemain utama. Otak tengah tetap penting sebagai jalur penghubung semua lalu lintas kimiawi dan elektrik antara otak besar dan kecil. Gangguan sedikit saja pada otak tengah bisa mengakibatkan terganggunya kesadaran.
“Pernyataan perangsangan otak tengah bisa mengaktifkan otak kiri dan kanan adalah sesuatu yang terlalu berlebihan,” jelas Arman.
Selain itu, kata Arman, dalam teori AOT juga banyak tersebar istilah yang tidak dikenal dalam ilmu kedokteran syaraf. Seperti, rasa gembira akan membuka otak, keadaan genius, interbrain, dan banyak lainnya.
Karena itu, sebagai ahli syaraf Arman tidak menganjurkan untuk mengikuti program AOT sehingga metode ini benar-benar telah teruji dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. “Namun kemungkinan itu sangat kecil,” katanya.
Hartono Sangkanparan sendiri sudah membuat jawaban-jawaban terhadap berbagai kritik yang menyerang bukunya. Menjawab pertanyaan mengapa fungsi otak tengah versi GMC jauh berbeda dengan literature ilmiah, dia menjawab: “Betul, karena fokusnya berbeda. Pembahasan kaki pada dunia kedokteran tentu saja berbeda dengan pembahasan kaki pada dunia sepakbola. Apakah dokter spesialis kaki pandai untuk membuat gol? Mungkin saja, asal ada minat dan berlatih,” demikian jawabannya di situs GMC Australia, www.midbrainactivation.net.
General Manager PT. GMC Indonesia, Lenny Marlina B. Putri mengakui memang tidak ada literatur ilmiah yang mendukung metode AOT – GMC. Lalu, saat ditanya apakah GMC akan menarik peredaran buku tulisan Hartono, dia menjawab Hartono tidak ada hubungan dengan GMC Indonesia.
“GMC Indonesia hanya membantu menjualkan, soal ditarik atau tidaknya buku itu tanya saja ke percetakannya,” jawab Lenny.
Sudah Jatuh Korban Selain bermasalah dari sisi teori, program AOT dilaporkan telah menelan korban di sejumlah daerah. Fatima Mulyana dari Bandung, bersama temannya Koeshartati Saptorini dari Bekasi adalah bekas salah satu pemegang lisensi waralaba GMC di Bandung.
Kini Fatima dan Rini telah melepas usaha AOT mereka setelah menemukan anak-anak yang menjadi korban efek samping AOT. Meraka mengaku telah membeli lisensi waralaba GMC pada 2009 seharga Rp 300 juta.
Kebanyakan anak korban AOT yang dijumpai mereka menderita halusinasi. Anak-anak tersebut mengaku selalu dibayangi makhluk halus, menjadi pemarah, tidak sabaran, hingga berteriak-teriak ketika mendengar bacaan al-Qur`an. “Kini, anak-anak itu menjalani terapi ruqyah,” kata Fatima.
Menyikapi hal tersebut, sekelompok ilmuan yang dimotori oleh Dr. Julia Maria van Tiel telah membuat petisi Stop Aktivasi Otak Tengah yang diluncurkan bulan September 2010 lalu.
Julia adalah doktor di bidang antropologi kesehatan. Menurut dia, kegiatan AOT lebih tepat dimasukkan ke dalam kelompok psedo-ilmiah. Yakni mengaku menjalankan kegiatan ilmiah dengan bahasa ilmiah, padahal tidak ilmiah.
Muslimah yang kini tinggal di Belanda ini juga menilai, disadari atau tidak oleh penggiatnya, AOT sebagai praktek spiritual era baru (New Age Spirituality/NAM). Julia mengatakan NAM sangat bertentangan dengan ajaran agama-agama Samawi.
“Karena NAM mempercayai Tuhan berada di dalam setiap diri manusia, yaitu energi spiritualnya bisa dikembangkan tanpa batas,” jelas Julia kepada Suara Hidayatullah.
Caranya dengan memanfaatkan teknik neurofeedback (yang sebetulnya juga tidak dapat dibuktikan secara ilmiah). Yaitu memberikan rangsangan suara, hipnotis dan memberikan sugesti berupa motivasi ekstrim agar anak percaya bahwa dirinya bisa mengembangkan potensinya secara dahsyat.*
Lenny Marlina B. Putri
General Manager PT. GMC Indonesia
“Saya ingin melihat bukti dari mereka yang menuduh”

Sejak kapan GMC berdiri di Indonesia?
Di Indonesia sudah ada sejak September 2009, yang membawa ke Indonesia Pak Donny. Sebenarnya sudah sejak 2005 GMC mau berdiri di Indonesia, tapi memang yang ingin mengelolanya belum ketemu yang cocok.
Mengapa dibuat waralaba?
Memang sistemnya seperti itu. Karena bukan Indonesia yang mempunyai lisensinya tapi GMC Intenational. Jadi, Pak Donny yang memiliki lisensi master untuk semua wilayah di Indonesia.
Berapa uang yang diperlukan untuk membuka franchise GMC?
Kalau harganya saya tidak tahu jelas, itu relatif. Kalau untuk membeli license master kota itu sekitar milyaran. Karena kita melihat besarnya wilayah. Tidak mungkin satu wilayah sama dengan yang lain. Kita juga melihat segmen pasarnya, daya peminatnya. Tapi sistemnya seperti ini, mereka membuka cabang di daerah dan mereka mengambil royaltynya.
Berapa biaya per-anak untuk ikut pelatihan GMC?
Tiga setengah juta rupiah. Orang beranggapan ini harga yang mahal. Ini kan bentuk license, kita juga memberikan royalty untuk pusat. Dari Malaysia memberikan harga, kalau menaikan boleh tapi menurunkan tidak boleh.
Bagaimana GMC bisa membuat anak jenius dengan mengaktivatsi otak tengah?
Kami pihak GMC juga tidak pernah mengatakan setelah otak tengahnya diaktifkan anak pasti menjadi cerdas, saya ingin melihat bukti dari mereka yang menuduh. Yang menjadi pertayaan saya apakah itu orang GMC, alumni atau bukan?
GMC sekarang di bawah pengawasan Pusat Inteligensi Kemenkes RI, bagaimana ceritanya?
Dalam hal ini juga kami tidak dipanggil, tapi GMC mengirim surat ke Kemenkes dan meminta untuk diobservasi kegiatan kami. Kami memilih meluruskan masalah ini, kalau kami merasa bersalah dan ingin membenarkan secara ilmiah pada masyarakat. Kalau kami yakin salah, pasti sudah kabur.
Pelatihan aktivasi otak tengah dinilai tidak punya landasan ilmiah. Bagaimana tanggapan Anda? Oke lah kita terima karena tidak ada di buku atau jurnal masalah aktivasi otak tengah. Tapi kita sudah standar oleh apa yang dilakukan penyelenggara metode pelatihan pendidikan, orang umum juga lakukan itu.
Tapi bedanya kita mengaktifkan atau menstimulus otak melalui gelombang otak, pakai gelombang. Kita tidak klenik, tidak mistis, kita ilmiah banget. Orang sibuk memperdebatkan nama bukan kontennya. Yang jelas kita memang memperbaiki dan kita sangat senang mendapat saran dan masukan.
Dari kami juga mempunyai pakar Neurologi yang bisa menjelaskan hal itu, tapi kami tidak bisa membeberkan karena itu rahasia perusahaan.
Bagaimana GMC menjamin dalam dua hari anak bisa diaktivasi otak tengahnya, kemudian menjadi cerdas? Kenyataannya bisa dua hari, mengapa tidak? Setiap produk itu kan harus memiliki kelebihan.
Bagaimana tanggapan GMC soal gugatan orangtua yang anaknya dirugikan?
GMC tidak merasa terintimidasi. Tapi yang kasihan adalah para alumni, mereka sedih bukan kerena tertipu dengan GMC, mereka dihujat dan orangtuanya juga dibodoh-bodohi. Yang ikut disini orangtuanya bukan orang bodoh-bodoh, mereka dokter, professor.
Tujuan untuk blindfold (menutup mata) itu bukan yang utama. Kita tidak pernah mengatakan itu. Sampai sekarang tidak ada satupun yang mengadu ke sini dan menggugat GMC ke Polisi. Kalau mau melapor, ke yang berwenang. Jangan hanya di Facebook dan membentuk opini publik.
PETISI STOP AKTIVASI OTAK TENGAH
http://www.ipetitions.com/petition/stop-aktivasi-otak-tengah/
Meningkatnya kegiatan berasas bisnis yang mengatasnamakan kegiatan ilmiah demi pendidikan dan masa depan anak-anak Indonesia yang kegiatannya dilakukan oleh sekelompok orang berupa kegiatan Aktivasi Otak Tengah, serta dipublikasikan dapat memberikan hasil anak menjadi jenius, sementara itu kegiatan ini terus berlanjut sekalipun sudah banyak orang yang melakukan protes, maka demi masa depan anak-anak Indonesia, kami menyatakan bahwa:
1. Mendukung penggugatan terhadap kegiatan aktivasi otak tengah yang bertujuan anak menjadi jenius.
2. Mendesak pada pemerintah cq Kementerian Kesehatan, Kementrian Pendidikan, Lembaga Perlindungan Anak, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kepolisian, agar menyikapi kegiatan pengaktifan otak tengah.
3. Mendesak kepada berbagai ikatan profesi, keahlian dan praktisi yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan untuk senantiasa memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pelayanan pendidikan dan kesehatan berbasis ilmiah (Evidence Based Practice).
4. Menolak bentuk-bentuk pelayanan pendidikan dan kesehatan yang pseudocience.
Individu jenius adalah seseorang highly gifted (Inteligensi serta kreativitas yang luar biasa), dimana ia sudah menghasilkan prestasi yang luar biasa. *
Boks syariah
Menuntut Ilmu Tidak Bisa Instant
Zaman modern menuntut kita serba cepat. Tak heran jika produk-produk yang menawarkan cara cepat untuk mencapai sesuatu selalu laris. Dari makanan instan hingga cara untuk memahami agama secara instan pun hadir. Promosi yang bombastis kerap membuat banyak orang tertarik meski mereka buta akan hakikatnya.
Belakangan ini orang banyak tersentak dengan penemuan aktifasi otak tengah. Konon menurut para pegiatnya, jika seseorang mampu mengaktifkan otak tengahnya ia akan melakukan aktivitas dengan lebih cepat. Saking hebatnya, seorang bisa membaca, memasak, dan mewarnai, bisa dilakukan dengan mata tertutup.
Bagi para penuntut ilmu tentu saja hal ini akan sangat memudahkan. Namun tanda tanya besarnya, apakah ilmu yang sangat mulia ini bisa dicapai dengan cara instant?
Fakta sejarah berkata tidak. Sebab, ulama-ulama terdahulu dengan tingkat kecerdasan yang tinggi tidak ada yang menuntut ilmu secara cepat. Mereka bahkan seumur hidupnya mengabdikan diri untuk menuntut ilmu. Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Menghabiskan umurnya berpuluh tahun untuk mendapatkan ilmu.
Dikatakan kepada Imam Ahmad, seorang menuntut ilmu pada seorang guru saja yang memiliki ilmu yang banyak atau dia pergi berpetualang menuntut ilmu, Ahmad menjawab, “dia berpetualang dan menulis dan mendengar dari para ulama di setiap kota.” Bahkan Musa sendiri yang sudah jadi nabi berjalan begitu jauh untuk menuntut ilmu. (Lihat Fathul Bari, Kitabul Ilmi, Bab Alkhuruj Fi Thalabil Ilmi)
Imam Bukhari membuat bab khusus tentang keluar menuntut ilmu. Lalu beliau mencontohkan sahabat Jabir bin Abdullah. Sahabat dari kalangan Anshar ini pernah melakukan perjalanan selama satu bulan untuk mengambil satu Hadits dari Abdullah bin Unais. (Shohih Bukhari, Kitabul Ilmi, Bab Alkhurujuj Fi Thalabil Ilmi)
Dan kalau merujuk pada al-Qur`an, Allah pun menurunkan al-Qur`an secara berangsur-angsur. Padahal, siapa yang meragukan kecerdasan Nabi. Kalau Allah mau mengajar Nabi-Nya dengan cara instant pun pasti bisa. Namun, Allah memilih 23 tahun untuk mengajarkan al-Qur`an. Waktu yang tentunya tidak singkat. Banyak hikmah di dalamnya. Tapi yang terpenting adalah proses panjang dalam menuntut ilmu adalah suatu kemutlakan.
Proses sangatlah penting. Semakin melelahkan proses yang dilewati seseorang dalam menuntut ilmu, semakin banyak pula ilmu yang Allah akan berikan. Karenanya dalam salah satu wasiat Imam Syafi’i kepada para penuntut ilmu adalah harus bersabar dalam waktu yang panjang.
Allah juga berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut [29]: 69)
Menuntut ilmu adalah salah satu jalan mencari keridhaan Allah yang membutuhkan kesungguhan. Lalu dimanakah letak kesungguhan itu jika kita justru ingin mencari ilmu dengan cara-cara yang cepat? * SUARA HIDAYATULLAH, MARET 2011

Adu Tepat Arah Kiblat

Di Indonesia ada pergeseran arah kiblat. Respon umat beragam. Lantas, yang benar mana?
Arah kiblat shalat, khususnya di Indonesia sedikit bergeser. Jika sebelumnya arab kiblat itu ke barat, sekarang mengarah ke barat laut. Pergeseran itu berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Juli lalu.
” Indonesia itu letaknya tidak tepat di timur Kabah, tapi agak ke selatan, jadi arah kiblat kita juga tidak pas ke barat, namun agak miring yaitu arah barat laut,” jelas Ketua MUI Bidang Fatwa Ma’ruf Amin menegaskan (14/7).
Dengan fatwa tersebut ini, MUI pun menghimbau seluruh masjid menyesuaikan arah kiblatnya. Bagaimana tanggapan umat?
Ternyata, seruan MUI itu direspon beragam oleh umat Islam.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai ketepatan arah shalat bukan kemutlakan sahnya shalat. Menurut Ketua Badan Komunikasi Informasi dan Publikasi PBNU, HM Sulthan Fatoni, seruan tersebut pada prinsipnya hanya anjuran, dikutip dari Kompas (16/7).
Sulthan lantas merujuk pada pendapat para kiai NU melalui forum Bahtsul Masa’il 76 tahun lalu (tepatnya, Bahtsul Masa’il pada 23 April 1934) yang telah memutuskan sah dan tidaknya shalat.
Saat itu, para ulama NU berpendapat, Muslim di Nusantara yang shalat menghadap ke arah barat (tidak persis menghadap Ka’bah) dinyatakan sah.
Hal senada disampaikan, Zulfa Mustofa, Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU). Dia memaparkan, perbedaan arah kiblat terletak pada persoalan apakah ditentukan secara persesi (tepat) atau kira-kira. Zulfa menjelaskan, madzhab Syafii memberlakukan syarat ketepatan dan kehati-hatian dalam upaya penentuan arah kiblat.
Meskipun tidak secara tepat, setidaknya ada usaha agar sebisa mungkin arah kiblat Indonesia sesuai. Namun demikian, dia menegaskan, selama arah kiblat tidak melenceng jauh dan bertolak belakang dengan teks al-Qur’an dan Hadis, maka shalat yang dilakukan tetap sah.
Pendapat serupa diberikan Mukarram, M.Hum, Divisi Hisab Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat, kata Mukarram, berdasar Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir, pernah salah arah kiblatnya. Namun Nabi tetap mengangggap sah shalat sahabat dengan mengatakan,“Shalat kamu sekalian sudah benar.”
Hanya saja, masih kata Mukarram, kasus Nabi itu adalah kasuistis, pada saat darurat. Mengutip Tafsir Al-Qurthubi, dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya ini mengatakan bahwa taklif (pembebanan dalam syariat) disesuaikan kemampuan. Ia menyebut beberapa beberapa Hadits dan al-Qur’an yang bisa jadi sandaran.
Pertama, riwayat dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah bersabda, “Ka’bah merupakan kiblat bagi penghuni Masjidil Haram. Masjidil Haram merupakan kiblat bagi penghuni Tanah Haram. Dan Tanah Haram merupakan kiblat bagi umatku yang menghuni bumi dari timur sampai barat.”
Kedua, Hadits yang diriwayat Tirmidzi, dimana Nabi bersabda, “Inna maa bainal masyriqi wal maghribi qiblatun.” (Sesungguhnya antara timur dan barat itu adalah qiblat)
Ketiga, Surat Al-Baqarah [2:144] yang diturunkan Nabi ketika mengganti arah Kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram, bunyinya, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit (berdoa), maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai (Ka’bah). Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.”
Menurut Mukarram, berdasarkan riwayat Ibnu Abbas dan Surat Al-Baqarah tadi, maka, perintah fawallu wajhaka syatrol masjidil haram (palingkanlah mukamu ‘ke arah” masjidil haram) lebih merupakan batas atau kira-kira, bukan persesi. Bukan dalam pengertian ainul yakin ke fisik Ka’bah. “Namanya juga kira-kira, kemungkinan bisa melenceng sedikit, namun tetap ke arah Makkah dan Masjidil Haram,” ujar ahli hisab itu.
Karena itu, Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga pakar Hadits menegaskan, masyarakat tak perlu ragu dan bimbang tentang sah atau tidaknya shalat mereka. Menurut dia, umat Islam tak perlu merobohkan masjid agar sesuai dengan kiblat. “Menggeser bangungan masjid tidak diperintahkan dalam Islam dan tidak merupakan suatu kewajiban,” tegasnya.* Cholis Akbar/Suara Hidayatullah AGUSTUS 2010
Rekor “Ngeri” Anak Indonesia
Akses internet makin gampang. Orantua lepas kontrol. Anak-anak dan remaja menjadi korban
Umat Islam Indonesia sering bangga menjadi penduduk Muslim terbesar di dunia. Tapi tahukah, menurut laporan terbaru Norton Online Family 2010, 96% anak-anak Indonesia pernah membuka konten negatif di internet. Menyedihkannya lagi, 36% orangtua mereka tidak tahu apa yang dibuka anaknya akibat pengawasan yang minim.
Laporan Norton Online Family 2010 itu dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan pada April 2010 oleh Leading Edge, sebuah firma riset pasar independen atas nama Symanctec Corporation.
Dalam laporan tersebut, hanya satu dari tiga orangtua tahu tentang apa yang dilihat anak-anak mereka ketika online. Padahal, anak-anak mereka menghabiskan 64 jam untuk online setiap bulan.
Menurut Effendy Ibrahim dari Norton Internet Safety Advocate & Consumer Business Lead, Asia, banyak orangtua terlalu meremehkan anak-anak dalam mengunduh games, musik, dan video. Akibatnya, anak-anak kemudian mengunduh konten yang tidak layak.
Statistik juga menujukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna jejaring sosial terbanyak di dunia. Karena itulah, anak-anak kita, utamanya remaja, merupakan sasaran empuk para produsen teknologi informasi.
Ada pendapat tambahan dari General Manager Nokia Indonesia, Bob McDougall. Di Medan, Juni lalu ia mengatakan, di antara jejaring sosial yang banyak digunakan masyarakat Indonesia adalah facebook, twitter, tagged, dan friendster. Menurut McDougall, sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan jejaring sosial tersebut dari ponsel mereka masing-masing.
Angka mengejutkan juga datang dari Komisi Nasional Perlindungan Anak. Dalam temuannya Juni lalu lembaga ini menyebutkan, 62,7 % remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan. Mereka, bahkan tak segan-segan melakukan adegan suami-istri lalu direkam di HP dan disebarkan melalui internet.
Yang menyedihkan, menurut Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman, rata-rata orangtua bangga memberi anak-anak perangkat teknologi, seperti HP canggih dan bercamera. Tapi, umumnya mereka (orangtua) kurang aware terhadap dampak teknologi. Akibatnya, orangtua tidak bisa menjelaskan dengan baik kepada anak tentang manfaat dan mudharat teknologi. Buntutnya lagi, karena orangtua tidak tahu menggunakannya, banyak anak yang lepas kontrol.
Ia mencontohkan, ada remaja perempuan yang dibawa kabur oleh teman lelaki yang dikenalnya melalui Facebook. Ujung-ujungnya, orangtua sendirilah yang direpotkan.
Herannya, kata Elly, orangtuanya baru lapor setelah anak mereka hilang beberapa hari. “Orangtuanya ngapain saja dan ibunya ke mana, kok anaknya hilang,” kata Elly kepada Suara Hidayatullah. Nah, sudah waktunya orangtua lebih mengawasi dan menjaga anak-anaknya.* Cholis Akbar/Suara Hidayatullah AGUSTUS 2010

Meraup Pahala Saat Haid

Wanita haid memang kehilangan kesempatan mendapat pahala. Tapi ada cara lain meraup pahala. Apa saja?
Setiap wanita normal tentu mengalami haid atau menstruasi. Itu sudah menjadi sunnatullah. Justru akan dibilang aneh, jika ada wanita yang tidak mendapat kunjungan “tamu” istimewa ini.
Haid adalah keluarnya darah dari alat kelamin wanita. Datang sebulan sekali, biasanya wanita mengalami haid setelah mencapai usia tertentu dan berhenti sesudah mencapai usia tertentu pula.
Dibilang istimewa, karena wanita yang sedang menerima ‘tamu’ ini mendapat dispensasi untuk tidak shalat, puasa, dan beberapa ibadah lainnya. Malah berdosa bila dalam keadaan haid, lantas shalat atau puasa.
Ada yang bilang, rugi dong wanita karena hilang kesempatan mendapat pahala. Jangan khawatir, ada cara lain meraup pahala, antara lain adalah berzikir, menghafal al-Qur’an dan Hadits, .
Berzikir
Sekalipun lagi haid, yang bersangkutan bukan saja boleh, malah dianjurkan untuk sebanyak-banyaknya membasahi bibir dengan zikir. Kapan dan di manapun. Misalnya dengan melantunkan takbir (Allahu Akbar), tasbih (Subhanallah), dan tahmid (Alhamdulillah).
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kebaikan dari berzikir dengan kalimat tersebut, bila dibandingkan dengan dunia dan seisinya ini, masih lebih berat kalimat tasbih, tahmid, dan takbir tersesbut.”
Berzikir bisa pula dengan membaca istighfar, memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Istighfar ini penting, karena tiada manusia tanpa dosa. Rasulullah sendiri tak kurang beristighfar 80 kali setiap hari. Itu Rasulullah yang mendapat jaminan pengampunan dosa. Kita yang tak mendapat jaminan, mestinya lebih banyak lagi beristighfar.
Ada manfaat lain dari istighfar selain pengampunan dosa. Ternyata istighfar bisa untuk membuka jalan berbagai persoalan dan juga membuka rezeki. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa melazimkan istighfar, niscaya Allah pasti akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan, dan kelapangan dari setiap kesedihan, dan memberinya rejeki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Riwayat Abu Dawud)
Allah juga berfirman: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai ” ( Nuh [71]: 10-12).
Nah, tunggu apa lagi. Ayo, perbanyak istighfar.
Menghafal al-Qur`an dan Hadits
Menghafal al-Qur’an bisa mempertajam ingatan. Semakin banyak menghafal al-Qur’an semakin kuat pula daya ingat seseorang. Tak heran bila banyak orang ingin menghafal Kitab Suci ini. Barangkali, ini termasuk kemukjiatan al-Qur’an. Sekalipun ada yang bilang huruf Arab itu seperti benang ruwet, tapi kenyataannya begitu banyak orang yang berhasil menghafal al-Qur’an, mulai dari ayat pertama hingga ayat terakhir.
Tidak ada larangan wanita haid menghafal al-Qur’an. Yang menjadi perselisihan ulama adalah menyentuh mushaf al-Qur’an, boleh atau tidak. Sebagian ulama membolehkan, sebagian lagi melarang. Menghafal tentu saja bisa tanpa menyentuh mushaf, apalagi sekarang sudah banyak ayat al-Qur’an yang dipindahkan ke dalam CD atau komputer.
Wanita haid juga tidak dilarang menghafal Hadits. Itu salah satu bukti kecintaan seseorang kepada baginda Muhammad. Tidak banyak saat ini orang menghafal Hadits, padahal keutamaannya sangat besar. Dalam pembukaan kitab Arba’in Nawawi disebutkan sebuah Hadits bahwa barangsiapa hafal 40 Hadits, maka ia akan masuk surga.
Memperbanyak Infaq
Berinfaq adalah kegemaran orang-orang saleh. Kesalehan seseorang bisa diukur dari kegemaran berinfaq. Serajin apapun dia shalat, puasa, dan bahkan haji, bila ia pelit mengeluarkan harta di jalan Allah, maka patut diragukan kesalehannya.
Infaq adalah wujud dari kesalehan sosial. Setiap Muslim, selain dituntut kesalehan pribadi, juga dituntut punya kesalehan sosial. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah memperingatkan bahwa bukan termasuk umat beliau, bila ada di antara tetangga kita kelaparan, sementara kita perutnya kenyang.
Berapapun yang kita punya, wajib untuk berinfaq. Allah berfirman, “…orang-orang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran [3]: 133-134)
Biasanya, godaan berinfaq adalah takut jatuh miskin. Minimal, takut hartanya berkurang. Jika pakai matematika manusia memang begitu. Tapi bila menggunakan perhitungan Allah, harta yang dikeluarkan infaqnya justru bertambah, bukan berkurang.
“Perumpmaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa denga sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, seratus biji.” (Al-Baqarah [2]: 261)
Dalam hal berinfaq, para Sahabat adalah teladan sempurna. Begitu mendengar seruan berinfaq, tanpa pikir panjang mereka berlomba-lomba melaksanakan. Salah satunya yang pantas menjadi teladan adalah Abu Dahdaah.
Suatu kali turun ayat al-Qur’an: “Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu baginya dan untuknya ada pahala yang banyak.” (al-Hadiid [57]: 11)
Ketika mendengar ayat tersebut, Sahabat Abu Dahdaah menemui Rasulullah. “Ya, Rasulullah, benarkah kalau kita berinfaq sama dengan meminjami Allah sebagai qardh?” Rasulullah membenarkan perkataan Sahabatnya itu. Tanpa pikir panjang, Abu Dahdaah kemudian menginfaqkan pekarangannya yang di dalamnya ada 600 pohon kurma.
Melihat demikian itu, Rasulullah berkata, “Allah akan menggantikan untuk Abu Dahdaah sekeluarga sebuah rumah di surga yang bertahtakan intan berlian.”
Meningkatkan Silaturahim
Silaturahim itu anjuran Islam. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (muttafaq’alaih)
Sebaliknya, Rasulullah menyampaikan ancaman kepada siapa saja yang memutuskan silaturrahim. Sabdanya, “Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan silaturahim.” (muttafaq’alaih).
Saat haid datang, buatlah agenda silaturahim. Bisa ke teman, saudara, atau teman orangtua kita. Jika memungkinkan, ajaklah anak-anak dan suami/istri. Sekaligus itu bentuk rihlah keluarga.
Khususnya bila silaturahim kepada teman-teman orangtua, kita dapat dua pahala. Pahala silaturahim dan pahala birrul walidain (berbakti kepada orangtua). Dalam riwayat Muslim, Rasulullah bersabda, “Jagalah hubungan baik dengan orang-orang yang dicintai ayahmu, janganlah kamu memutuskannya yang menyebabkan Allah memadamkan cahayanya.”
Nah, kepada para wanita yang haid, jangan kecil hati karena tak dapat pahala. Banyak jalan menuju Mekkah, banyak jalan meraup pahala.* Bambang Subagyo/Suara Hidayatullah SEPTEMBER 2010

Menjadi Hakim

Profesi hakim merupakan jabatan yang mulia, namun penuh risiko dan tantangan. Mulia karena ia bertujuan menciptakan ketentraman dan perdamaian di masyarakat. Penuh risiko karena ia akan berhadapan dengan mereka yang tidak puas dengan keputusannya.
Karena itu, Islam telah menetapkan persyaratan yang ketat untuk seorang hakim, baik berupa fisik maupun non-fisik. Demikian juga Islam memberikan kode etik dan adab-adabnya.
Di antara syarat dan adab seorang hakim antara lain:
1. Karena jabatan hakim risikonya tinggi, seseorang tidak boleh berambisi mendapatkannya. Barangsiapa yang berambisi terhadap jabatan itu, ia tidak akan mendapat taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian juga Allah akan mencabut keberkahan dari akal dan hatinya. Rasulullah bersabda, ”Barang siapa memangku jabatan hakim berarti ia telah disembelih dengan tanpa menggunakan pisau.” (Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Seorang hakim harus memahami hukum Islam. Ini didasarkan pada firman Allah Ta’ala yang berbunyi, ”Hendaklah engkau menghukum di antara mereka menurut pengaturan yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka.. ” (Al-Maidah [5]: 49 )
Orang Islam yang fasiq masih diperselisihkan oleh para ulama tentang kebolehannya menjadi hakim. Namun, yang lebih utama dalam mengatasi polemik yang terjadi ditetapkan persyaratan lain, yaitu seorang hakim harus bertindak dan memiliki sifat adil, meskipun terhadap dirinya sendiri.
3. Seorang hakim harus memiliki panca indera yang normal, baik pendengaran dan penglihatan. Seseorang yang rusak penglihatan dan pendengarannya tidak akan dapat menjalankan fungsi dan kompetensinya sebagai hakim. Mata dan telinga merupakan alat yang vital bagi hakim untuk melihat, mengamati, dan mendengar berbagai alat bukti dan peristiwa yang terjadi selama persidangan. Persyaratan-persyaratan di atas diperlukan guna terselenggaranya peradilan yang berwibawa, objektif, dan berorientasi kepada tegaknya supermasi hukum, sehingga akan melahirkan kepastian hukum dalam syariat Islam.
4. Seorang hakim harus memperhatikan dan meneliti setiap kasus. Keputusan yang tergesa-gesa bisa mengakibatkan kekeliruan. Jika ini terjadi berarti ia telah menghilangkan hak seseorang dan memberikannya kepada orang yang tidak berhak mendapatkannya.
5. Tidak segan dengan salah seorang yang bersengketa, melainkan tetap harus bersikap adil. Karena itu, seorang hakim harus mendudukkan seorang hamba maupun seorang merdeka, pimpinan maupun bawahan, dan yang lainnnya dalam posisi yang sama.
6. Tidak memberikan keputusan sebelum mendengar laporan dari kedua belah pihak. Sebuah keputusan yang hanya berdasar pada satu pihak merupakan tindak kejahatan dalam pengadilan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika ada dua orang mengajukan suatu perkara kepadamu maka janganlah engkau memutuskan hukum kepada orang pertama hingga engkau mendengar perkataan orang kedua, niscaya engkau akan mengetahui bagaimana engkau memutuskan hukum.” (Riwayat Tirmidzi)
Demikianlah beberapa syarat dan adab-adab hakim. Semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya.

Nabi Isa Pun Dilecehkan

Mengklaim sebagai Al-Masih, namun menyatakan Nabi Isa Alaihissalam sebagai peminum khamr dan banyak bergaul dengan pelacur.
Pada tahun 1900 umat Islam dikejutkan dengan pernyataan Abdul Karim, pengikut Mirza. Dalam khutbah Jumatnya, Abdul Karim menyebutkan Mirza Ghulam Ahmad diutus oleh Allah, dan beriman kepadanya adalah kewajiban.
Khutbah itu sendiri ditentang, bahkan oleh sebagian pendukung Mirza sendiri, yang sebelumnya menilai Mirza sebagai sosok pembaharu, wali, mahdi atau Al-Masih. Di antara penentang itu adalah Muhammad Ahsan Al-Amruhi. Karena ditentang itu, akhirnya Abdul Karim meminta pendapat kepada Mirza tentang khutbahnya. Mirza menyatakan, ”Itulah yang kuyakini dan pengakuanku.”
Setelah itu, Muhammad Ahsan Al-Amruhi dan Abdul Karim akhirnya terlibat perdebatan sengit. Mirza lantas keluar rumah dengan menyatakan, ”Wahai orang yang beriman, jangan kalian meninggikan suara kalian di atas suara nabi!” (Pidato Sayyid Surur Syah, dalam koran Ahmadiyah, Al-Fadhl, vol. 410, Januari 1923).
Tidak hanya sampai di situ, dalam beberapa bukunya Mirza Ghulam mengklaim sebagai nabi mustaqil (independen) yang membawa syariat sendiri. (Al-Arba’in, 4/6)
Mengkafirkan Umat Islam
Konsekuensi dari klaim Mirza bahwa dirinya adalah nabi, maka umat Islam yang tidak percaya terhadapnya dia nilai sebagai kafir. Sebagaimana dinukil oleh Dr. Abdul Hakim dari Mirza, ”Sesungguhnya Allah telah menyingkapkan tabir untukku, bahwa siapa yang telah sampai kepadanya seruanku dan tidak menerimaku, maka ia bukan Muslim.” (Koran Ahmadiah Al Fadhl, 10 Januari 1935)
Atas dasar itulah mereka berhubungan dengan Muslim Pakistan, tidak menikah dengan mereka, tidak shalat di belakang mereka, tidak menshalati orang yang meninggal di luar kalangan mereka, dan siapa yang berhaji namun ia tidak mengikuti ajakan Mirza, maka hajinya tidak sah.
Klaim Sebagai Nabi Paling Mulia
Tidak hanya mengaku-ngaku sebagai nabi, Mirza juga mengklaim sebagai nabi paling mulia. Ia mengatakan, ”Allah menginginkan untuk menjadikan seseorang laki-laki yang mewakili seluruh nabi dan utusan, sesungguhnya akulah laki-laki itu.” (Ainah Kamalat Islam, hal. 90)
Klaim Mirza semakin ekstrim dengan mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengilhaminya, ”Engkau bagiku memiliki posisi sebagai anakku.” (Haqiqah Al- Wahyi, hal. 86)
Di lain tempat Mirza mengklaim bahwa Allah pernah menyatakan kepadanya, ”Dengarlah wahai anakku.” (Al-Busyra, 1/49)
Sebelum terang-terangan menyatakan sebagai nabi mustaqil, Mirza menyatakan bahwa dirinya adalah Al-Masih, ”Sesunggunhya aku serupa secara fitrah dengan Al-Masih, berdasarkan keserupaan fitrah ini, diutus hamba lemah ini dengan nama Al-Masih untuk merobohkan aqidah Kristen. Aku telah diutus untuk menghancurkan salib dan membunuh babi-babi. Aku telah diturunkan dari langit bersama para malaikat yang berada di kanan dan kiriku.” (Fath Al-Islam, hal. 9)
Ada yang mempertanyakan kepada Mirza mengenai beberapa Hadits yang menyebutkan keadaan Nabi Isa Alaihissalam dalam turunnya ke bumi di akhir zaman yang tidak bisa diterapkan kepada Mirza, termasuk Al-Manarah As Syarqiyah (Menara Timur) tempat turunya Nabi Isa di Damaskus, dan beberapa ciri lainnya. Akhirnya, Mirza perlu memalingkan makna Damaskus kepada makna aslinya, agar sesuai dengan kondisinya, Damaskus kemudian diartikan sebagai Desa Al-Qadian. (Izalah Al-Auham, hal. 68)
Adapun untuk mengatasi Hadits yang menerangkan tempat turunnya Isa Alaihissalam di Al-Manarah As Syarqiyah (Menara Timur) Damaskus, Mirza memutuskan untuk membangun sebuah menara pada tahun 1900, sebagaimana dijelaskan dalam Sirah Al- Mahdi. Kemudian mengajak pengikutnya untuk menyumbang pembangunannya. Pada tahun 1903 baru dibangun pondasi. Proyek ini baru selesai setelah Mirza wafat.
Syaikh Muhammad Syafi`, Mufti Pakistan, telah menulis ciri-ciri Isa Alaihissalam, tanda-tanda peristiwa turunnya beliau, kondisi umat pada waktu itu, kejadian besar saat itu dan hal-hal lainnya yang tidak kurang dari 175 tanda, yang bersumber dari Al- Qur’an maupun Hadits. Dan hal itu tidak ada yang bisa diterapkan kepada Mirza. (lihat, At Tashrih, hal. 289-309)
Menghina Isa Alaihissalam
Walau Mirza mengklaim sebagai Al-Masih, namun di beberapa bukunya, ia terang-terangan melecehkan bahwa Nabi Isa tidak memiliki mu’jizat apa-apa. (Anjam Atham, hal. 6)
Mirza juga mengatakan, ”Telah diutus Allah, Al-Masih yang lebih utama dan lebih tinggi dalam semua bentuk kesempurnaan dari Al-Masih sebelumnya.” Ia menyebut bahwa Al- Masih yang lebih utama itu adalah dirinya sendiri. (Dafi’ Al-Bala’, hal 13)
Mirza juga menyebutkan,”Yahya adalah nabi yang lebih utama darinya (Isa), sesungguhnya ia belum pernah meminum khamr dan tidak pernah terdengar pelacur menuangkan minyak wangi di kepalanya yang berasal dari hartanya yang buruk.” (I’jaz Al Ahmadi, hal. 13)
Tidak cukup menyatakan Nabi Isa sebagai peminum khamr, bahkan ia sampai mengatakan, ”Kemungkinan karena pertemanannya (Isa) dengan para pelacur dan mereka ‘menuangkannya’ (Isa) kepada para pelacur itu, maka dari sisi inilah nasab kekerabatan.” (Anjam Atham, hal 7)
Atas dasar ucapan-ucapan di atas, ulama Daulah Utsmaniah Syaikh Zahid Al-Kautsari memvonis kufur terhadap Ahmadiyah. Menurut beliau, tidak ada kekufuran yang bisa melebihi kekufuran ini. (lihat, Al-Maqalat, hal. 269)
Demikian pula Syaikh Anwar Syah Al-Kasymiri, ulama India yang hidup di masa Mirza, menyebutkan tidak kurang dari 77 ucapan Mirza dalam buku-bukunya menunjukkan kekufurannya

Rahasia Pelipur Lara

ADALAH Panglima Besar Nuruddin Mahmud al-Zinki (sebagian menyebutnya Zanki) yang berada di Damaskus. Saat itu sedang berkecamuk Perang Salib. Mendengar Tentara Salib telah masuk ke pesisir Mesir dan berhasil mengepung kaum Muslimin di kota Dumyat, Mesir, hati Nuruddin merasa gundah dan gelisah. Senyumnya yang kerapkali menghiasi wajahnyapun terlihat sirna. Imam Masjid Omawi merasa iba dan turut sedih melihatnya. Imam Masjid tersebut ingin memberikan pelipur lara untuk menghibur beliau agar dapat tersenyum.
Ba’da shalat, Imam menyampaikan dalam halaqah (pengajian) yang biasa dihadiri Nuruddin. Dibacakanlah sebuah hadits Rasul saw, yang setiap orang mendengar hadits tersebut pasti tersenyum. Ketika semua orang tersenyum mendengar hadits itu, Nuruddin Zinki masih belum bisa tersenyum. Dengan keheranan Imam bertanya kepada Nuruddin, ”Mengapa Paduka tidak tersenyum, saat semua orang yang mendengar hadits tersebut tersenyum?”
Nurudin menjawab,”Saya malu kepada Allah melihat saya tersenyum, sedangkan kaum Muslimin di Dumyath masih terkepung oleh Tentara Salib!”
Setiap malam, Nuruddin Mahmud melakukan shalat, bersujud dan berdoa sebanyak-banyaknya sambil menangis, memohon kepada Allah swt agar segera membebaskan kaum Muslimin yang terkepung di Dumyat.
Beberapa hari kemudian, saat Nuruddin berangkat ke mesjid Omawi untuk melakukan shalat subuh, Imam masjid mencegat nya, seraya mengatakan kepadanya.
”Paduka, saya bermimpi telah bertemu dengan Baginda Rasulullah saw dan meminta kepada saya untuk menyampaikan kabar gembira kepada Paduka bahwa Allah swt telah membebaskan kaum Muslimin di Dimyath. Lalu saya tanyakan kepada Rasulullah saw (dalam mimpi itu), ”Wahai Baginda Rasulullah, apa tandanya agar Nuruddin dapat mempercayai berita gembira ini dariku?”
Rasulullah saw (dalam mimpi itu menjawab); “Katakan padanya, masih ingatkah saat ia di Tal Harem, ketika turun dari kudanya, melakukan shalat, bersujud, berdoa sambil menciumkan wajahnya di atas tanah, seraya mengatakan: ”Ya Allah tolonglah agama-Mu ini, tolonglah tentara-tentaramu dan jangan tolong Nuruddin Mahmud yang hina ini, apalah artinya seorang Nuruddin hingga Engkau tolong.”
Benar, memang hal itu yang dilakukan dan diucapkan Panglima Nuruddin Mahmud saat di Tal Harem, ketika beliau dan tentaranya akan berhadapan dengan tentara Salib, saat itu ia menyendiri berdoa. Tanda dan bukti itu dibenarkan oleh Nuruddin Mahmud karena hanya ia sendiri yang tahu saat bermunajat dengan Tuhannya, sehingga iapun percaya bahwa Dumyath telah dapat dibebaskan dari kepungan.
Beliau terharu, terkesima, menangis sebagai ungkapan syukur, dan kemudian ia telah dapat tersenyum lagi.
Penawar Hati
Tak pelak lagi bahwa shalat, sujud untuk mengadu dan berkomunikasi dengan Sang Pencipta merupakan penawar hati yang luka dan solusi aneka ragam duka lara, tentunya dengan diiringi keikhlasan dan tawakkal kepada-Nya pada setiap usaha yang diridhai-Nya.

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ
Firman Allah swt: ”Dan Kami sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (salat).” (QS: Al-Hijr: 15/97).
Ayat di atas, selain sebagai pelipur lara yang menghibur Nabi saw, karena kesedihannya dan terasa sesak dadanya mendengar ejekan, ulah dan kesombongan kaum musyrikin kala itu. Ayat di atas juga memberikan solusi dan kiat untuk menghilangkan kesedihan dan duka tsb, yaitu dengan cara bersujud (shalat) disertai memperbanyak tasbih, tahmid dan doa untuk kebaikan diri, keluarga dan umat.
Tuntunan bagi Nabi saw, berarti juga tuntunan bagi umatnya. Banyak sekali hal yang dapat membawa kepada kesedihan, seperti musibah yang menimpa diri, saudara, teman, atau merajalelanya kezaliman, kemungkaran, ….… yang terkadang seorang tidak mampu untuk mencegah atau menghilangkannya dengan kekuatan tangannya.
Hamba yang dekat dan dicintai Allah swt adalah pada saat seorang hamba bersujud, sebagaimana Rasul saw bersabda:”Hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah saat hamba-Nya bersujud, karenanya ikhlaskanlah dalam berdoa pada saat bersujud”.
Mudah-mudahan kita semula menjadikan shalat, sujud untuk mengadu dan berkomunikasi bukan dengan cara lain.

Senanglah Meminta dan Menerima Nasehat

HARI ini, polemik pembangunan gedung baru DPR RI masih terus berlanjut. Suara pro dan kontra terus bermunculan. Masing-masing pihak mengemukakan beberapa alasan. Suara yang pro mengatakan para anggota DPR membutuhkan gedung baru karena beberapa sebab --salah satunya karena kantor kerja tiap anggota seluas ± 32 m2 tidak leluasa dan tidak optimal untuk kinerja dewan-- pembangunan gedung itu tidak mungkin dibatalkan, anggaran pembangunan gedung tersebut sudah ada alokasinya sendiri dan semua bidang termasuk pendidikan sudah ada alokasinya sendiri dan keduanya tidak bisa dibandingkan.
Suara yang kontra mengatakan para anggota DPR tidak sensitif terhadap kesulitan rakyat, mengkhianati rakyat, dan mengarahkan fungsi anggaran untuk kebutuhan dirinya sendiri untuk hedonisme dan konsumtif. Juga muncul suara yang mengatakan pembangunan gedung yang menelan biaya amat besar tersebut berbanding terbalik dengan kondisi mayoritas rakyat yang masih berkubang dalam kemiskinan, pembangunan gedung tersebut harus dibatalkan, lebih baik anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan gedung DPR sebesar Rp. 1,138 triliun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat yang lebih penting dan mendesak termasuk untuk membangun gedung-gedung sekolah.
Mereka yang kontra ini bukan sekadar menyuarakan suaranya dengan menggunakan beberapa media dan cara –termasuk dengan cara berdemonstrasi-- tapi bahkan ada sebagian dari mereka yang menggugat ketua DPR beserta para anggota DPR yang pro pembangunan gedung baru ke pengadilan.
Apa yang mereka lakukan adalah sebagai usaha mereka untuk menjalankan fungsi kontrol sosial informal. Kontrol sosial informal yang dijalankan sebagian anggota masyarakat ini bisa dikategorikan sebagai usaha untuk mengingatkan atau dengan kata lain menasehati para anggota DPR agar lebih pro terhadap rakyat, serta lebih sensitif dan empati terhadap problem, kesulitan dan penderitaan rakyat.
Menasehati adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Tanpa disuruhpun -secara langsung atau tidak-- dengan cara yang baik atau tidak senang dan ringan hati akan selalu menasehati manusia lainnya yang diketahuinya melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Dinasehati juga adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Namun tidak semua manusia -termasuk yang memberikan nasehat- senang dinasehati, serta bersedia mendengar, menerima dan menjalankan nasehat. Lebih dari itu, orang yang menjadi obyek nasehat bisa marah, menganggap orang yang memberikan nasehat ikut campur urusannya, dan mencap orang yang menasehatinya sebagai orang yang sok suci.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.” (HR. Bukhari)
Sejatinya dinasehati adalah menguntungkan. Selayaknya orang yang dinasehati tidak cukup sekadar mendengar dan menerima nasehat dengan senang dan ikhlas hati, tapi lebih dari itu seharusnya dia merasa beruntung, bersyukur kepada Allah swt. lalu berterima kasih kepada orang yang menasehatinya meskipun cara memberikan nasehat kurang berkenanan di hati. Mengapa demikian? Karena masih ada orang lain yang peduli pada dirinya, pada keselamatan dan kebahagiaan dirinya di dunia ini dan di kehidupan di akhirat kelak. Orang yang menasehatinya berarti telah menyelamatkan diri, kehidupan dan agamanya, serta membuat dirinya bahagia bukan hanya di kehidupan yang fana ini tapi juga di kehidupan yang kekal kelak.
Nasehat yang diberikan orang lain ketika kita berniat akan berbuat salah bisa mencegah kita benar-benar jadi berbuat salah. Nasehat yang kita terima ketika kita telah berbuat salah menjadikan diri kita bisa mengetahui dan menyadari kesalahan kita, mencegah kita terus menerus melakukan perbuatan salah, serta bisa mendorong kita untuk bertaubat.
Sebagai analogi, jika suatu ketika kita berdiri di sebuah sawah dan di belakang kita ada seekor ular besar berbisa. Ular itu sudah siap akan menggigit kaki kita. Kita tidak mengetahui keberadaan ular tersebut. Pada saat itu ada orang lain yang berada di depan kita mengetahui ular itu. Lalu dia memberitahukan kepada kita.
Tentu kita tidak marah, tapi justru berterima kasih karena telah menyelamatkan diri dan nyawa kita.
Itu adalah sikap yang alami dan normal. Semua orang normal pasti bersikap demikian. Lain halnya dengan orang yang tidak normal alias kurang waras. Dia bisa bersikap tidak normal. Diberitahu ada ular yang akan menggigitnya, bukannya berterima kasih, dia malah bisa marah-marah, menyerang dengan kata-kata dan secara fisik.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw. orang lain adalah layaknya cermin bagi diri kita. Kita membutuhkan cermin untuk melihat wajah dan diri kita apakah telah berpenampilan pantas. Kita tidak bisa melihat wajah, kepala, dan tubuh bagian belakang kita tanpa cermin. Ketika bercermin kita mendapati ada sesuatu yang tidak pantas pada wajah atau badan, kita tidak akan marah-marah pada cermin. Yang kita lakukan adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu penampilan.
Demikian juga halnya dalam kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan orang lain untuk memberitahu sesuatu yang tidak pantas (aib) yang ada pada diri kita. Kita tidak bisa membaca dan melihat diri kita sendiri secara obyektif. Ketika “cermin” itu mendapati dan memberitahu aib kita, selayaknya kita tidak marah-marah pada “cermin” itu. Yang perlu kita lakukan adalah menghilangkan aib yang kita miliki. Selain itu kita seyogyanya berterima kasih padanya yang telah sudi membaca dan memberitahu aib kita tanpa pamrih.
Menasehati dan Sabar
Allah swt. melalui surat al-'Ashr menginformasikan bahwa semua manusia mengalami kerugian dalam kehidupannya kecuali mereka yang melakukan empat hal: 1. Beriman; 2. Mengerjakan amal shaleh; 3. Saling menasehati supaya menaati kebenaran; 4. Saling menasehati supaya menetapi kesabaran.
Mengapa mereka yang tidak melakukan empat hal tersebut rugi? Rugi karena tidak (bisa) memanfaatkan anugerah Allah swt. yang tidak bisa dinilai dan digantikan oleh harta berupa waktu, umur, dan hidup dengan sebaik-baiknya. Cara terbaik memanfaatkan waktu, umur, dan hidup adalah dengan jalan mengamalkan keempat hal tersebut.

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-'Ashr [103]:1 - 3)
Ayat di atas juga mengisyaratkan dua hal: Pertama, manusia mengalami kerugian dalam kehidupannya jika memberikan dan atau menerima nasehat tidak didasari oleh iman, dan tidak diniatkan sebagai amal shaleh. Dan kedua, salah satu ciri orang beriman dan orang shaleh adalah senang meminta, memberikan, dan menerima nasehat.
Para pendahulu kita yang shaleh (shalafus shaleh) telah memberikan teladan luar biasa dalam menerapkan budaya saling menasehati. Salah satu dari mereka adalah Umar bin al-Khattab ra. yang merupakan salah satu orang dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga, Beliau selalu sangat perhatian, ikhlas, dan senang terhadap setiap nasehat yang ditujukan kepadanya walaupun disampaikan oleh orang biasa.
Pada suatu kesempatan ketika beliau berkumpul dengan beberapa sahabat tiba-tiba ada seorang berkata: “Ittaqillaha ya Umar!.” (Bertaqwalah/Takutlah kepada Allah, wahai Umar!). Para sahabat lain yang mengetahui kedudukan dan tingkat ketaqwaan beliau marah kepada orang itu. Beliau sendiri tidak marah tapi justru mencegah kemarahan mereka sambil berkata: “Biarkan dia berkata demikian, sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengatakannya, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mendengarnya”.
Demikian pula para sahabat lain juga memberikan suri teladan dalam hal saling menasehati sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad Abduh ketika menafsirkan hadits pertemuan dan perpisahan dua sahabat.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: "Suatu keterangan daripada ath-Tabrani yang ia terima dari jalan Hamaad bin Salmah, dari Tsabit bin `Ubaidillah bin Hashn menyebutkan: "Ketika dua orang sahabat Rasulullah saw. bertemu, mereka belum berpisah kecuali salah satu dari mereka membaca Surat al-`Ashr terlebih dahulu, setelah itu mereka mengucapkan salam sebagai tanda berpisah”."
Hadits ini ditafsiri oleh Syaikh Muhammad Abduh dengan memberikan penjelasan bahwa tujuan pembacaan surat al-‘Ashr oleh para sahabat ketika hendak berpisah bukanlah sekadar bertujuan untuk tabarruk (mengambil barokah). Namun lebih dari, tujuan mereka membacanya adalah saling memperingatkan isi kandungan surat tersebut, terutama ayat yang berisi perintah Allah swt. untuk saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran.
Para sahabat Rasulullah saw. adalah generasi Muslim terbaik. Keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mereka tidak patut diragukan dan dipertanyakan. Namun demikian, mereka tidak merasa tidak membutuhkan budaya saling menasehati. Apatah lagi kita yang keislaman, keimanan, dan ketaqwaan kita masih bisa dan patut diragukan dan dipertanyakan.
Untuk itu marilah kita saling menerima dan memberi nasehat atas dasar iman. Dan jadikanlah semua itudilakukan dengan hati terbuka, senang, dan ikhlas hati. Jangan sebaliknya, suka menasehati namun jarang mendengar nasehat orang lain.Wallahu a’lam bish showab.

Cerdas dalam Beramal Sholeh

SEORANG ulama salaf pernah berkata: “Betapa banyak seorang hamba siang malam sujud dan bermunajad kepada Allah SWT, namun semuanya hampa tanpa sedikitpun pahala. Sebaliknya, ada hamba Allah yang terkesan “santai” dalam beribadah, tetapi oleh Allah diganjar dengan pahala melimpah” (Syeikh Zein bin Smith, al-Manhaj al-Sawi). Bagaimanakah hal ini bisa terjadi?
Kita pun berpikir, mestinya orang yang berpayah-payah beribadah itulah yang pantas mendapat pahala yang lebih. Sedangkan seorang hamba yang ibadahnya biasa-biasa saja itu diganjar dengan pahala yang tidak melimpah. Bukankah ibadah itu diganjar sesuai kadar kepayahannya?
Sesungguhnya, bukan sekedar kepayahannya yang ditimbang, tapi niat dan keshahihan ibadah itu. Niat yang benar dan keabsahan ibadah tentunya tidak lahir kecuali dengan ilmu. Itulah mengapa, ibadah orang yang berilmu dengan orang bodoh pahalanya tidak sama. Di sinilah pentingnya ilmu dalam beribadah, bukan sekedar semangat.
Para salaf al-shalaih telah memberi teladan, beramal shalih mesti harus dihiasi dengan ilmu. Dan orang yang berilmu wajib mengamalkan. Tiada dikatakan ilmu jika telah diamalkan.
Rasulullah SAW pernah memperingatkan “Allah tidak akan memberi pahala ilmu kepada kalian kecuali kalian telah mengamalkannya.” (HR. Turmudzi).
Sebelum beramal, seseorang mesti menguasai ilmunya. Layaknya, orang yang ingin mengoperasikan komputer mesti dia belajar dahulu cara mengoperasikannya. Bila tidak, ia bakal merusak perangkat komputer tersebut, karena kesalahan dalam pengoperasian.
Ilmu yang diamalkan akan memberi efek positif bagi orang menjalankan ibadah. Ibadah yang sia-sia dan tidak memberi kontribusi apapun terhadap pelakuknya disebabkan oleh kosongnya ilmu. Itulah mengapa, banyak sekali orang menunaikan shalat, puasa dan haji, namun tidak memberi efek baik apapun kepadanya kecuali justru menambah kemungkaran.
Setan tidak akan tinggal diam ada seorang hamba begitu semangat beribadah. Ia pasti akan memasang jebakan. Hanya orang-orang yang berilmu yang paham tipuan manis setan.
Yang diinginkan setan adalah seorang hamba bermaksiat tapi disangka ibadah. Manusia digiring untuk bermaksiat tapi perasaannya ditutupi agar tidak merasa berdosa. Bisa kita saksikan betapa banyak saudara-saudara kita bermaksiat tapi ia menyangka hal tersebut adalah amal shalih – yang mendatangkan pahala.
Dikisahkan dari Syeikh Muhammad bin ‘Araby dalam kitab Futuhat Ilahiyyah, ada seorang lelaki berasal dari Maroko yang amat serius beribadah siang-malam. Ia sama sekali tidak memikirkan urusan duniawi, bahkan ia tidak menikah. Hartanya hanya cukup untuk makan, minum dan berteduh. Satu-satunya harta yang paling berharga adalah seekor himar. Namun, himar itu tidak digunakan, sebagaimana para penduduk biasa menggunakan himar untuk keperluan berdagang. Ia simpan saja himar itu di dalam rumah.
Suatu saat penduduk sekitar bertanya-tanya mengenai tabiat orang lelaki tadi. Ia sangat jarang keluar rumah, untuk sekedar bergaul atau bekerja. Seseorang diantara mereka bertanya, mengapa engkau tidak menyisakan waktu sedikitpun untuk bekerja, padahal engkau mempunyai himar yang bisa engkau manfaatkan untuk bekerja di pasar?.
“Tidaklah aku berdiam diri dan menyimpan himar di dalam rumah semata-mata karena untuk menghindari maksiat, aku ingin menjaga kemaluanku dari berzina dan bertemu wanita. Oleh karenanya, saat syahwat itu datang, aku mendatangi himarku. Dari pada aku menyetubui wanita lebih baik aku bersetubuh dengan himar saja” jawab lelaki polos. Lelaki itu mengira menyetubi hewan adalah halal.
Kisah tersebut menunjukkan betapa berbahayanya beramal tanpa ilmu. Ia mengira apa yang telah dialkukan sah-sah saja menurut agama. Sorang jahil (bodoh) tidak merasa bahwa ia telah melakukan sesuatu pelanggaran berat selama bertahun-tahun disebabkan karena ia tidak melakukan pembacaan dan kajian terlebih dahulu.
Perasaan yang demikian inilah yang amat disukai setan.
Mengira bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT, tapi sebenarnya menuai murka-Nya. Bagi setan menaklukkan seribu ahli ibadah (yang jahil) lebih mudah dari pada mengalahkan seorang berilmu.
Rasulullah SAW bersabda “Orang berilmu satu (faqih) lebih berat bagi setan, daripada seribu ahli ibadah.” (HR. Turmudzi).
Oleh sebab itu, setan paling sulit menghadapi seorang yang alim. Seperti yang pernah dialami oleh Syeikh ‘Abdul Qadil Jailaniy tatkala ia bertqarrub di tengah malam. Tiba-tiba datang bisikan yang mengaku-ngaku Allah “Mulai malam ini engkau tidak perlu lagi mengabdi kepada-Ku, karena ibadah yang telah engkau lakukan sudah cukup” .
Tapi, ahli sufi dari Baghdad ini langsung melaknat dan mengusir pembisik tadi yang tiada lain adalah iblis. Sebelum lari, si iblis berkata “Pada malam ini saya sudah menyesatkan tujuh puluh orang seperti kamu ini, dan mereka mengikuti bisikan saya”.
Syeikh ‘Abdul Qadir Jailaniy selamat dari tipuan iblis karena beliau berilmu, bisa membedakan mana lawan, dan mana kawan, mana ilham dan mana bisikan setan.
Menurut Syeikh al-Jilani orang yang dicoba seperti kisah nya tersebut tadi sangat banyak. Kebanyakan yang dicoba dengan seperti itu adalah orang yang sedang beribadah dengan tekun. Makanya, beribadah itu harus dengan kecerdasan, bukan dengan semangat saja.
Beramal dengan cerdas adalah beramal dengan ilmu. Ilmu yang benar akan melahirkan niat yang benar pula. Niat yang salah biasanya dikarenakan tidak tahu untuk apa beribadah itu. Orang yang tidak memiliki bekal ilmu biasanya mudah mendapat tipuan bisikan setan yang menyesatkan. Bisikan setan memang terasa manis. Tapi sesuatu yang manis belum tentu sehat. Bahkan yang pahit biasanya menjadi obat.

Jangan Bangga dengan Dosa

PADA pertengahan Mei 2011 lalu, di halaman depan salah satu Koran ternama di Indonesia, memuat profil seorang tokoh pembuat film panas, yang konon katanya menjadi ‘penggagas’ mendatangkan para aktris film porno luar negeri di negeri yang mayoritas Muslim ini. Dari penjelasannya yang dimuat di Koran tersebut, tersirat kepuasan sang artis ‘panas’.

Padahal, jelas bahwa mengundang dan memproduksi film-film yang berbau porno itu adalah perbuatan cabul dan berdosa, karena mempertontonkan sesuatu yang tidak layak ditonton.

Lebih ganas lagi, tidak sedikit orang yang memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, untuk ‘mempromosikan’ perbuatan dosa yang pernah dikerjakannya.

Sebelumnya, seorang artis ternama diadili karena rekaman vidio porno mereka tersebar di internet dan HP. Apa pun alasannya, termasuk sebagai konsumsi pribadi, proses perekaman tidak dibenarkan, karena bisa mengundang minat si-pemilik atau pun orang lain untuk menyebarluaskannya. Ingat kata pepatah, “Tidak mungkin akan ada asap kalau tidak ada api.” Artinya, tidak mungkin ada penyebaran kalau tidak ada rekaman.

Herannya, di negeri ini, orang melakukan tindakan amoral masih bisa cengengesan (ketawa-ketiwi, red), di depan publik. Namun beginilah realitas dan potret nyata kehidupan sebagian masyarakat Indonesia yang tengah mengalami krisis moral, krisis malu ini.

Buahnya, mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan tanpa ada rasa cemas sedikit pun. Maka benar lah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah yang dirwayatkan oleh Bukhari, “Idza lam tahtahyi fashna’ maa Syi’ta” (Apa bila kamu tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu).

Dosanya Lebih Besar

Sejatinya, tertutubnya suatu aib seseorang dari pengetahuan khalayak umum, merupakan ‘kebaikkan’ Allah yang dianugerahkan kepadanya. Sekali pun dia telah melakukan pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah, namun Dia tetap mengasihinya dengan cara mentabiri keburukkan yang telah ia perbuat.

Dengan demikian, seharusnya orang tersebut ‘bersyukur’ karena aibnya tidak terbongkar, bukan justru sebaliknya, membuka tabir yang telah tertutup rapat-rapat. Dan yang lebi celaka lagi, tidak sedikit orang justru bangga dengan menyebarluaskan keburukkannya tersebut (sebagaimana yang telah ditulis di atas).

Sungguh perilaku macam ini, adalah seburuk-buruk tindakkan. Dan dosanya, jauh lebih besar melampaui dosa perbuatan dosa yang telah dia kerjakan. Dalam suatu riwayat, Rosulullah pernah bersabda, bahwa sungguh celaka/terlaknat orang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian, keesokkannya ia menceritakan segala hal yang telah dia kerjakan kepada orang lain, padahal Allah telah menutupinya. Begitu pula sebaliknya, orang yang melakukan maksiat ke pada Allah pada siang hari, kemudian, malam harinya, dia menceritakan kepada kerabat-kerabatnya, padahal Allah pun telah menyekapnya rapat-rapat.

Bertaubatlah !

Manusia adalah tempat kesalahan lagi lupa,  "Al insaanu mahallul khoto wan nisyaan," kata pepatah. Artinya, bagaimana pun jua usaha kita menghindari kesalahan, sadar atau tidak sadar, manusia terkadang telah terjerumus dalam suatu kesalahan. Jangankan kita, manusia biasa, Nabi Muhammad, yang notabene sebagai kekasih Allah, pun tidak luput dari perkara ini.

Pernah suatu hari, ketika Rasulullah tengah asik mendakwahi para pemimpin Quraisy, tiba-tiba datang di tengah forum tersebut seorang laki-laki buta, yang kalau ditinjau dari kelas sosialnya, dia berada di level bawah, di banding tokoh-tokoh Quraisy yang berada di hadapan beliau.

Karenanya, Rosulullah pun kurang mempedulikan kehadiran laki-laki tersebut (Abdullah bin Ummi Maktum), padahal, kedatangannya untuk memenuhi panggilan Allah dan Rosul-Nya, mengucapkan kalimat syahadat. Karena perilaku tersebut, Rosulullah pun ditegur oleh Allah dengan diturunkannya surat ‘Abasa, yang artinya:

عَبَسَ وَتَوَلَّى
أَن جَاءهُ الْأَعْمَى
“Dia (Muhammad) berwajah masam dan berplaing. Karena seorang buta telah datang kepadanya.” (QS: Abasa: 1-2).

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa manusia tidak bisa menghindari kesalahan seratus persen. Dan yang menjadi permasalahan, bukan perilaku salah itu sendiri, namun cara pandang kita, atau respon kita terhadap kesalahan itulah yang perlu kita perbaikki.

Bertaubat merupakan kafarah dari kesalahan yang telah kita perbuat (Wa khairu khathaiina Thawwabiina). Dan ini harus dilakukan secara sungguh-sungguh, penuh kesadaran. Kalau pelanggarannya tersebut hanya berkaitan dengan Allah, maka yang harus dia lakukan, menyesalinya dan tidak mengulanginya lagi untuk yang ke-duakalinya (Taubatan Nashuha).

Namun, apa bila itu berkaitan dengan urusan bani adam –mencuri- misalnya, maka, selain dia harus melakukan dua hal di atas, dia juga harus meminta maaf kepada siapa yang telah dia sakiti.

Dengan demikian, noda-noda hitam yang diakibatkan tingkah-laku buruk kita bisa dihapus, sebagaimana air yang mampu memadamkan api.

Rasulullah bersabda, “Bertaqwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik tersebut akan menghapus perbuatan buruk tersebut, dan pergauilah sesama manusia dengan akhlak yang baik”, (H.R. Tarmidzi).

Marilah kita ciptakan budaya malu berbuat maksiat dengan cara memperbanyak kebaikan. Sebagaimana firman Allah
وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفاً مِّنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya kebaikkan-kebaikkan itu menghilangkan keburukkan-keburukkan.” (QS: Hud:114). Wallahu ‘alam bis-shawab.

AbiWord

AbiWord is a free word processing program similar to Microsoft® Word. It is suitable for a wide variety of word processing tasks.
Multi Platform
Enjoy your favorite Word Processor on the operating system you like to use - be it Windows, Linux, QNX, FreeBSD or Solaris.
Interoperability
AbiWord is able to read and write all industry standard document types, such as OpenOffice.org documents, Microsoft Word documents, WordPerfect documents, Rich Text Format documents, HTML web pages and many more.
Advanced Document Layout
Give your document that professional, scientific or fun-to-read look using AbiWord's advanced document layout options. Use tables, bullets, lists, images, footnotes, endnotes and styles to enhance the way your document looks.
Internationalization
AbiWord comes in many different languages. AbiWord is available in most common and many not-so-common languages. Dictionaries exist for over 30 languages.
for download here 

Bayi Kembar Empat Lahir Normal

Bayi kembar empat, anak pasangan Karsewi (32) dan Sudiro (37), warga Desa Dukuhwringin, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, hingga Jumat (24/6/2011) siang masih berada di dalam inkubator.
Keempat bayi yang semuanya berjenis kelamin perempuan tersebut lahir melalui persalinan normal di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes, Kamis (23/6/2011) sore.
Berdasarkan data RS Bhakti Asih Brebes, Karsewi melahirkan bayi pertama pada pukul 15.45, yang kemudian disusul bayi kedua pukul 16.15, bayi ketiga pukul 16.20, dan bayi keempat pukul 16.25. Keempat bayi tersebut saat lahir masing-masing memiliki berat 1.100 gram dengan panjang 34 sentimeter; 1.050 gram, dengan panjang 33 sentimeter; 1.150 gram dengan panjang 35 sentimeter; serta berat 1.000 gram dengan panjang 36 sentimeter.
Bidan pelaksana pada ruang kebidanan dan perinatologi RS Bhakti Asih, Juni Lusy Jayanti, mengatakan, saat ini kondisi ibu dan keempat bayi stabil. Karsewi masih mendapatkan perawatan di Ruang Pinus 02 RS Bhakti Asih untuk memulihkan kondisi. Ia mendapatkan transfusi darah karena hemoglobinnya (HB-nya) rendah.
Menurut Lusy, keempat bayi tersebut lahir dengan dua plasenta. Karsewi datang ke rumah sakit tersebut sekitar pukul 14.34 atas rujukan dari bidan desa setempat. Bayi kembar empat tersebut merupakan anak keempat Karsewi. Anak pertama Karsewi juga terlahir kembar dua.

Menyantap Durian Sambil Berendam

Permandian Alam Biru yang sejuk dan kaya dengan aneka buah-buahan patut Anda pertimbangan sebagai pilihan tempat berlibur bagi keluarga pada musim liburan panjang tahun ini. Bayangkan saja, tidak cuma panorama yang indah, Anda dan keluarga bisa menikmati durian sambil berendam di tengah sungai.
Permandian Alam Biru yang terletak sekitar 10 kilometer dari kota Polewali Mandar mempunyai suasana asri dan sejuk. Tak hanya itu, wilayah ini pun terkenal dengan durian segar asal Kecamatan Binuang.
Bagaimana dengan buah lainnya? Tak perlu khawatir. Di tempat ini Anda pun bisa menyantap beraneka buah selain durian. Sebutlah duku, rambutan, dan kelapa.
"Suasana alamnya indah dan asri. Bisa menikmati buah-buahan seperti durian sambil berendam adalah sensasi rasa yang tak bisa didapatkan di tempat lain," ujar Zikriyah, Kepala Madrazah Ibtidayah DDI Polewali Mandar, yang ditemui akhir pekan ini.
Zikriyah mengaku hampir setiap musim liburan sekolah mengajak para siswa dan guru di sekolahnya berlibur bersama di lokasi ini.
Berendam bersama siswa, bermain di air, dan menikmati durian segar menjadi daya tarik bagi mereka. Biasanya, durian dibeli di sepanjang jalan menuju lokasi permandian. Durian itulah yang kemudian disantap pengunjung sambil berendam di air.
Permandian Alam Biru tak hanya menghipnotis warga Polewali. Tak sedikit warga dari luar daerah, seperti Majene, Mamuju, Mamasa, dan Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, kerap berlibur panjang di tempat ini.
Sejumlah pengunjung Permandian Alam Biru berharap, pemerintah setempat bisa membenahi beragam infrastruktur untuk meningkatkan jumlah pengunjung wisata ke lokasi ini.

Tips Cara Onani / Masturbasi Yang Aman, Sehat, Enak, Baik Dan Benar - Ilmu Pendidikan Seksologi Pria

Artikel yang satu ini hanya boleh dibaca dan dipraktekkan oleh orang yang sudah dewasa / cukup umur saja dan ini hanya bersifat masukan untuk membuat kehidupan seks diri sendiri menjadi lebih indah, sehat, bersih, aman dan nikmat. Bagi yang menganggap onani atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan coli / ngocok adalah haram, maka sebaiknya jangan anda lakukan.
Tip ini akan sangat membantu bagi pria / laki-laki yang memiliki nafsu yang besar, belum menikah dan tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap lawan jenis sehingga menyesal kemudian. Memuaskan nafsu diri sendiri lebih baik daripada nantinya melecehkan bahkan memperkosa seorang wanita, khususnya bagi yang memiliki nafsu tak terkontrol. Namun dianjurkan segera mencari pasangan dan menikah dengan baik. Jika seseorang memiliki ketahanan nafsu yang kuat maka masturbasi sudah tidak diperlukan lagi.
Ada baiknya onani paling banyak dilakukan satu kali sehari agar tidak banyak tenaga dan waktu yang terbuang. Pilih situasi dan kondisi yang tepat dan memungkinkan untuk melakukannya. Onani bersifat pribadi dan rahasia di mana orang lain tidak boleh tahu kalau kita sedang onani.
Teknik sederhana onani / masturbasi dasar :
Siapkan tempat yang dapat dikunci rapat dan tidak mengeluarkan banyak suara. Bisa disamarkan dengan suara musik atau suara lainnya yang tidak mencurigakan. Mulai dengan membayangkan si gadis, perempuan, wanita yang dikehendaki (jika kesulitan bisa menggunakan gambar). Anda bisa melakukannya di kamar tempat tidur, kamar mandi, tempat duduk, sofa dan sebagainya seseai dengan keinginan anda.
Gunakan minyak pelumas khusus onani atau minimal baby oil biasa yang tidak keras dan berbau tajam. Jika sudah tegang lumuri dengan pelicin dan kemudian kocok / usap-usah menurut selera anda perlahan. Latih jangan sampai keluar cepat agar tidak menjadi ejakulasi dini / prematur tetapi dapat tetap menikmati. Jika sudah klimaks / puncak maka di depan lubang kemaluan anda tadangi dengan tissue bersih yang dilebarkan dan dirangkap 2 atau 3 agar tidak bocor. Setelah selesai muncrat maka bersihkan dengan tissue lalu buang tisu kotor ke tempat sampah. Rapikan lokasi dari sisa pertempuran. Lalu mandi untuk membersihkan serta mensucikan diri.
Tambahan :
Tidak dianjurkan melakukan variasi masturbasy yang membahayakan. Lakukan yang simple / sederhana saja dan konsentrasi pada mencari istri yang mencintai anda dan aktifitas lain seperti kerja, kuliah, dll.

Pecel

Pecel adalah makanan khas Kota Madiun Jawa Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, tauge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun) atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad dari Eropa. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama dan menggunakan topping. Perbedaanya adalah, jika salad menggunakan mayonaise sebagai topping, maka pecel menggunakan sambel pecel. Sedangkan Pecel versi Lombok meruapakan makanan khas Lombok yang dibut dari kangkung dan toge serta sambal segar tomat cabai dan terasi. Makanan ini sangat terkenal di masyarakat. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, gula merah dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang, rempeyek ebi, rempeyek kedelai, atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jerohan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun pisang yang dilipat yang disebut pincuk. Masakan ini mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini.

Magetan Siap untuk Persalinan Nol Biaya

Dinas Kesehatan (dinkes) Kabupaten Magetan mengaku siap untuk menyelenggarakan program persalinan gratis yang mulai diberlakukan pemerintah bulan ini.
Dinkes melakukan sejumlah persiapan agar kebijakan tersebut, aplikatif di lapangan. “Kami menyiapkan rencana sosialisasi. Kami juga menggodok pola tarif, agar benar-benar pasien tak mengeluarkan biaya sepesen pun,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan, Heroe Widhiatmoko.
Dinkes Magetan akan memfokuskan program pada warga yang belum mendapat asuransi. Enam puskesmas yang telah memiliki pelayanan persalinan dasar disiapkan, yakni di Plaosan, Panekan, Karangrejo, Maospati, Kawedanan dan Takeran.

Ribuan Sarjana Masih Nganggur

Angka pengganguran di Ngawi ternyata masih tinggi. Berdasarkan data yang dirilis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat, sebanyak 25.048 orang usia produktif masih menganggur. Menariknya,dari jumlah itu,sebagian besar bergelar sarjana.Yakni,6.588 orang.Sedangkan yang pendidikan terakhirnya diploma sebanyak 4.504 orang. Sementara, lulusan SMA dan sederajat mencapai 5.449 orang.”Bila mengacu pada kartu pencari kerja (kartu kuning, Red) malah yang terbanyak itu sarjana, ”terang Wahyudi Joko Purwanto Kabid tenaga kerja Disnakertrans kepada koran ini. Angka pencari kartu kuning tersebut diprediksi akan terus merangkak naik hingga akhir tahun mendatang. ”Ya kalau mengacu pada kartu kuning pasti akan meningkat,”jelasnya.
Prediksi tersebut salah satunya didasari adanya rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS). Biasanya, momen itu dijadikan patokan seberapa besar tenaga kerja usia produktif yang belum mendapatkan pekerjaan tetap. ”Tinggal melihat nanti(rekrutmen CPNS,Red). Bila belajar dari pengalaman yang sudah-sudah bisa menembus 20 ribu,”tuturnya.
Hanya saja,menurut dia,keberadaan kartu kuning tidak bisa dijadikan dasar menentukan tingginya angka pengganguran riil.Pasalnya,tenaga kerja yang berbekal kartu kuning, praktis hanya mereka yang ingin berkarir di bidang kerja formal.Sedangkan untuk sektor informal tidak tercatat.
Kondisi itu,jelas memberi gambaran angka pengangguran secara realita lebih tinggi seperti yang tercatat di Disnakertrans.”Kalau yang sebatas ingin kerja serabutan saja pasti tidak mau ngurus kartu kuning,” pungkasnya.(dip/isd)

Sejarah Ngawi

A. ASAL- USUL NAMA NGAWI
Nama ngawi berasal dari “awi” atau “bambu” yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “ng” menjadi “ngawi”. Apabila diperhatikan, di Indonesia khususnya jawa, banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan flora, seperti : Ciawi, Waringin Pitu, Pelem, Pakis, Manggis dan lain-lain.
Demikian pula halnya dengan ngawi yang berasal dari “awi” menunjukkan suatu tempat yaitu sekitar pinggir ”Bengawan Solo” dan ”Bengawan Madiun” yang banyak tumbuh pohon “awi”. Tumbuhan “awi” atau “bambu” mempunyai arti yang sangat bernilai, yaitu :
1. Dalam kehidupan sehari-hari Bambu bagi masyarakat desa mempunyai peranan penting apalagi dalam masa pembangunan ini.
2. Dalam Agama Budha , hutan bambu merupakan tempat suci :
- Raja Ajatasatru setelah memeluk agama Budha, ia menghadiahkan sebuah ” hutan yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan bambu” kepada sang Budha Gautama.
- Candi Ngawen dan Candi Mendut yang disebut sebagai Wenu Wana Mandira atau Candi Hutan Bambu (Temple Of The Bamboo Grove), keduanya merupakan bangunan suci Agama Budha.
3. Pohon Bambu dalam Karya Sastra yang indah juga mampu menimbulkan inspirasi pengandaian yang menggetarkan jiwa.
Dalam Kakawin Siwara Trikalpa karya Pujangga Majapahit ”Empu Tanakung” disebut pada canto (Nyanyian) 6 Bait 1 dan 2, yang apabila diterjemahkan dalam bahasa indonesia, lebih kurang mempunyai arti sebagai berikut :
- Kemudian menjadi siang dan matahari menghalau kabut, semua kayu-kayuan yang indah gemulai mulai terbuka, burung-burung gembira diatas dahan saling bersaut – sautan bagaikan pertemuan Ahli Kebatinan (Esoteric Truth) saling berdebat.
- Saling bercinta bagaikan kayu – kayuan yang sedang berbunga, pohon bambu membuka kainnya dan tanaman Jangga saling berpelukan serta menghisap sari bunga Rara Malayu, bergerak-gerak mendesah, Pohon Bambu saling berciuman dangan mesranya.
4. ”awi” atau ”bambu” dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia mempunyai nilai sejarah, yaitu dalam bentuk ”bambu runcing” yang menjadi salah satu senjata untuk melawan dan mengusir penjajah yang tenyata senjata dari ”bambu” ini ditakuti dari pihak lawan (digambarkan yang ”terkena” akan menderita sakit cukup lama dan ngeri).
Pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia ini ada juga ”bambu runcing” yang dikenal dan disebut dengan ”Geranggang Parakan”. Dengan demikian jelaslah bahwa ”ngawi” berasal dari ”awi” atau ”bambu”, Sekaligus menunjukkan lokasi Ngawi sebagai ”desa” di pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
B. PENETAPAN HARI JADI NGAWI
Berdasarkan penelitian benda-benda kuno, menunjukkan bahwa di Ngawi telah berlangsung suatu aktifitas keagamaan sejak pemerintahan Airlangga dan rupanya masih tetap bertahan hingga masa akhir Pemerintahan Raja Majapahit. Fragmen-fragmen Percandian menunjukkan sifat kesiwaan yang erat hubungannya dengan pemujaan Gunung Lawu (Girindra), namun dalam perjalanan selanjutnya terjadi pergeseran oleh pengaruh masuknya Agama Islam serta kebudayaan yang dibawa Bangsa Eropa khususnya belanda yang cukup lama menguasai pemerintahan di Indonesia, disamping itu Ngawi sejak jaman prasejarah mempunyai peranan penting dalam lalu lintas (memiliki posisi Geostrategis yang sangat penting).
Dari 44 desa penambangan yang mampu berkembang terus dan berhasil meningkatkan statusnya menjadi Kabupaten Ngawi sampai dengan sekarang.
Penelitian terhadap peninggalan benda-benda kuno dan dokumen sejarah menunjukkan beberapa status Ngawi dalam perjalanan sejarahnya :
1. Ngawi sebagai Daerah Swatantra dan Naditira pradesa, pada jaman Pemerintahan Raja Hayam Wuruk (Majapahit) tepatnya tanggal 7 Juli 1358 Masehi, (tersebut dalam Prasati Canggu yang berangka Tahun Saka 1280)
2. Ngawi sebagai Daerah Narawita Sultan Yogyakarta dengan Palungguh Bupati – Wedono Monconegoro Wetan, tepatnya tanggal 10 Nopember 1828 M (tersebut dalam surat Piagam Sultan Hamengkubuwono V tertanggal 2 Jumadil awal 1756 AJ).
3. Ngawi sebagai Onder-Regentschap yang dikepalai oleh Onder Regent (Bupati Anom) Raden Ngabehi Sumodigdo, tepatnya tertanggal 31 Agustus 1830 M.
Nama Van Den Bosch berkaitan dengan nama ”Benteng Van Den Bosch Di Ngawi, yang dibangun pada Tahun 1839 – 1845 untuk menghadapi kelanjutan Perjuangan Perlawanan dan serangan rakyat terhadap penjajah, diantaranya di ngawi yang dipimpin oleh Wirotani, salah satu pengikut Pangeran Diponegoro. Hal ini dapat diketahui dari buku ”De Java Oorlog” karangan Pjf. Louw Jilid I Tahun 1894 dengan sebutan (menurut sebutan dari penjajah) : ”Tentang Pemberontakan Wirotani di Ngawi”. Bersamaan dengan ketetapan ngawi sebagai Onder – Regentschap telah ditetapkan pembentukan 8 regentschap atau Kabupaten dalam wilayah Ex. Karesidenan Madiun akan tetapi hanya 2 regentschap saja yang mampu bertahan dan berstatus sebagai Kabupaten yaitu Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan. Adapun Ngawi yang berstatus sebagai Onder – Regentschap dinaikkan menjadi regentschap atau kabupaten, karena disamping letak geografisnya sangat menguntungkan juga memiliki potensi ynag cukup memadai.
4. Ngawi sebagai regentschap yang dikepalai oleh Regent Atau Bupati Raden Adipati Kertonegoro pada tahun 1834 (Almanak Naam Den Gregoriaanschen Stijl, Vor Het Jaar Na De Geboorte Van Jezus Christus,1834 Halaman 31)
Dari hasil penelitian tersebut di atas, apabila hari jadi ngawi ditetapkan pada saat berdirinya Onder – Regentschap pada tanggal 31 Agustus 1830 berarti akan memperingati berdirinya pemerintahan penjajahan di Ngawi, dan tidak mengakui kenyataan statusnya yang sudah ada sebelum masa penjajahan.
Dari penelusuran 4 (empat) status Ngawi di atas, Prasati Canggu yang merupakan sumber data tertua, digunakan sebagai penetapan hari jadi ngawi, yaitu pada tahun 1280 Saka atau pada tanggal 8 hari Sabtu Legi Bulan Rajab Tahun 1280 Saka, tepatnya pada tanggal 7 Juli 1358 Masehi (berdasarkan perhitungan menurut Lc. Damais) dengan status ngawi sebagai Daerah Swatantra dan Naditira Pradesa.
Sesuai dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ngawi dalam Surat Keputusannya Nomor 188.170/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 tentang Persetujuan Terhadap Usulan Penetapan Hari Jadi Ngawi maka berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Ngawi Nomor 04 Tahun 1987 tanggal 14 Januari 1987, Tanggal 7 Juli 1358 Masehi Ditetapkan Sebagai ”Hari Jadi Ngawi”.

Tata tertib Internet

Sama seperti halnya sebuah komunitas, Internet juga mempunyai tata tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket.
Untuk di Indonesia selain tata tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).

Budaya Internet

Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrem.
Perkembangan Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.
Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melalui e-government seperti di kabupaten Sragen yang mana ternyata berhasil memberikan peningkatan pemasukan daerah dengan memanfaatkan Internet untuk transparansi pengelolaan dana masyarakat dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga di daerah terebut sangat di untungkan demikian para pegawai negeri sipil dapat pula di tingkatkan kesejahterannya karena pemasukan daerah meningkat tajam.

Internet pada saat ini

Internet dijaga oleh perjanjian bi- atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data antara rangkaian). Protokol-protokol ini dibentuk berdasarkan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang terbuka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang dikenali sebagai RFC (Request for Comments). Sebagian dari RFC dijadikan Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol Internet yang sering digunakan adalah seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.
Beberapa layanan populer di Internet yang menggunakan protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di antara semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web lebih kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui Internet dimungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger dan Windows Live Messenger.
Beberapa servis Internet populer yang berdasarkan sistem tertutup (Proprietary System), adalah seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.

 
Design by Tadzkurrahman | El-Ngawi |